Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2022

2012

"nanti jangan jadi guru yaaa, jangan. Kamu ngga layak ditiru" Monolog beberapa tahun silam, saat akumulasi sesal dan kecewa bertumpuk. Tepat, yang berputar-putar di pikiran adalah sosok yang mulia itu. Persis dihubungkan dengan perlakuan diri sendiri, karena pada saat itu, status masih seorang pelajar, tapi agaknya jauh dari kata terpelajar. Maha Baik Allah, menjadikan rasa takut, khawatir, dan kerdil akan sebutan yang mulia 'guru' itu sebagai media untuk tumbuh dan berkaca. Rasa-rasanya, jadi guru itu tiada hari tanpa belajar dan mawas diri, merasa ngga mampu, merasa ngga becus, merasa ngga mumpuni, tapi dari semua perasaan itu tumbuh kesadaran untuk belajar. Ya mau ngga mau. Titik. Kalau kamu ngga penuhi hak diri kamu dengan belajar, gimana mau membersamai dan menunaikan hak pelajar-pelajar itu? Tepat hari ini, 25 November selalu sukses membuat diri linglung, haru, dan gemetar. Berjalan dengan sebutan guru itu ya berkelok-kelok. Kadang tersandung kerikil di jalan, k

2021

Melewati tahun penuh keheningan. Tahun penuh tantangan. Tahun kehilangan. Tahun perjuangan. Tahun keikhlasan. Tahun dengan kebiasaan baru, kondisi baru, kekhawatiran baru, dan keganjilan baru. Tahun 2020 resmi berakhir, pendaran kembang api bersahutan tepat di pergantian tahunnya, tak ditemani hujan deras seperti tahun-tahun sebelumnya, hanya sedikit gerimis menemani sekumpulan orang yang (mungkin) memilih untuk pergi merayakannya.  Tahun 2020 dengan keteraturan yang ketat, banyak hal yang memprorak-porandakan hati kita. kenapa tidak boleh begini? kenapa kita harus begitu? dll. Menjadikan kita belajar arti ikhlas, nerimo dan sadar bahwa ternyata banyak hal di luar kendali kita yang memang harus kita terima dan maklumi.