Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2019

Seni Hidup

Rezeki berkah itu, banyak-sedikitnya tetap akan mendamaikan jiwa pemiliknya. Cuplikan isi buku karya Ahmad Rifa'i Rif'an yang berhasil membuat saya penasaran ingin membacanya sampai tuntas, saya merasa dipantik dengan ungkapan itu, sebagai seorang pekerja baru. Buku yang tidak seberapa tebal dengan 30 bab yang disajikan ini memang cocok dan sesuai dengan judul yang diangkat oleh penulis. Segala macam masalah dan rintangan hidup dibahas oleh Rifa'i dengan jawaban-jawaban yang bermuara pada-Nya, karena memang Ia sebaik-baik penolong bagi kita. Diawali dengan bab  Life is Never Flat,  Rifa'i bertutur bahwa hidup pasti akan dihiasi dengan fluktuasi antara kesuksesan dan kegagalan. Sama dengan topik yang banyak diangkat oleh  influencer  atau  content creator  zaman sekarang yang menyasar anak muda dengan hiruk-pikuk kehidupannya yang mereka gaungkan dengan istilah  "Quarter life crisis". Rifa'i dengan gaya penulisannya yang islami dan sarat akan nasih

Open Mind

Sejenak saja luangkan waktu, untuk memikirkan hal-hal yang mungkin sepele, yang ada di sekitar kita. Apa arti Bapak? Sudah seberapa dalam kau mengenal sosok Bapak? Sosok yang sering disebut sebagai kepala keluarga, sosok yang tegas karena perkataan dan segala sesuatu yang ada pada dirinya, juga sosok yang wajib dipatuhi dan ditaati setelah Ibu. ------------------- Sore ini saya kembali mendapat pelajaran yang sangat berharga, karena bagi saya apapun yang saya temui adalah sebuah pelajaran, hanya saja kadang saya tak menyadari itu. Kalian tau tukang? Pekerjaan mulia dengan cucuran keringat, tak peduli panas maupun hujan, yang bisa menyuguhkan kita hunian yang nyaman sesuai permintaan. Kerjanya mungkin dari jam 7 pagi sampai jam 4 atau setengah 5 sore. Bagi saya ini termasuk pekerjaan berat dan melelahkan, (bagi saya) loh ya, karena saya melihat bapak-bapak tukang itu berteman baju kumel karena terkena bahan-bahan bangunan, ditambah lagi basah karena hujan, atau terik panas. Kalian

Menulis dan Tetek Bengeknya

Menulislah agar kau bisa dikenang sepanjang masa, anonim. Saya sangat terpacu mendengar kalimat itu, merasa tidak punya apa-apa dan belum bisa berbuat apa-apa. Cita-cita menjadi seorang penulis ternyata sudah terbesit sejak dulu kala. Namun saya sering tidak tahu harus bagaimana menggapai cita-cita menjadi seorang penulis itu. Sudah sering saya menceritakan komunitas menulis yang saya ikuti, bagaimana saya ungkapkan rasa haru dan terima kasihnya. Karena saya merasa, dari sana saya bisa selangkah lebih maju untuk menggapai cita-cita yang sempat tertanggalkan itu. Bicara soal menulis, jalan saya memang tidak berjalan mulus, banyak tantangan-tantangan yang harus saya lewati agar saya bisa tetap konsisten menulis. Terutama adalah kemalasan. Kadang saya banyak berbicara dengan diri sendiri, saya masih seorang single dengan kesibukan yang tidak seberapa, mengapa saya tidak bisa se-konsisten teman-teman yang lainnya? Padahal yang lain, dengan kesibukannya yang bejibun. Tanggung jawab

Sepenggal Kisah Tentang Bapak

Sosok yang dingin, penuh teka-teki, dan akan memerah wajahnya ketika ada suatu hal yang mulai tak selaras dengan keinginannya. Kata yang terlontar dari mulutnya singkat dan pendek, seringkali diam ketika sudah fokus terhadap satu hal, dan sulit sekali mengekspresikan rasa sayangnya, tapi jangan salah, ia terkenal sebagai orang yang humoris bagi siapapun yang telah mengenal dekat dengannya. Itulah deskripsi singkat terkait sosok yang selama ini saya panggil “Bapak”. Tahun 1998 silam, terlihat rona bahagia yang menyelimuti wajahnya. Anak pertama yang sangat dinantikan setelah genap satu tahun usia pernikahannya dengan seorang perempuan pilihannya akan segera hadir menambah kehangatan di keluarga kecilnya. Cita-citanya terkabul, ia berkeinginan memiliki buah hati perempuan untuk kelahiran anak pertamanya. Sudah disiapkan nama yang indah jauh-jauh hari sebelum perkiraan kelahiran itu tiba. Di usia pernikahan yang masih seumur jagung, sepasang pengantin ini nampaknya telah menikmati in

Seni Menunggu

Terdapat samudra kesabaran yang teramat luas, yang menanti untuk kita singgahi, juga lautan kebahagiaan yang membentang lapang, yang menuntut kita untuk sedikit lebih sabar. Setidaknya dalam hidup, kita akan dihadapkan dengan berbagai macam ujian kesabaran, maka nikmatilah, tunggulah, hingga akhirnya kita bisa merasakan manisnya buah dari perjuangan yang sempat dikeluh-keluhkan itu. Saya terlambat menyadari bahwa penggalian potensi sebenarnya bisa ditemukan melalui orang lain, komunitas, atau bahkan orang lain yang menemukan. Jika kita sudah biasa mencoba dan melakukan banyak hal, tentu saja orang lain akan menilai, dari situlah kemudian orang lain berkomentar “ternyata kamu jago di bidang ini loh”, “lah ini potensi kamu disini sebenarnya” dll. Cerita bermula dari masuknya saya di dunia perkuliahan. Disambut dengan gedung-gedung yang menjulang tinggi, sepeda motor berhamburan disetiap sudut parkiran, dan populasi rambut gondrong mulai memenuhi sepanjang jalan fakultas. Apalagi fak

Kontemplasi: Rezeki

Memasuki  phase  baru artinya sama dengan menghirup udara yang sama dari sudut lain yang berbeda, bisa jadi tingkat kesegarannya tidak sama tapi itulah adaptasi yang sesungguhnya. Debu, polusi, bahkan kabut gelap sekalipun jika kita sudah biasa berteman dengannya maka rasanya akan biasa aja, saya umpamakan seperti itu.           Apa kabar para pekerja? Pekerja apapun! Semoga panjang umur dengan keberkahan, karena tugas kita adalah keluar (zona nyaman), gigih berusaha, dan tetap percaya bahwa semua hasil dari usaha kita akan dibalaskan setimpal, jika bukan sekarang maka bisa jadi besok, dan jika bukan disini bisa jadi disana.           Pernah tiba-tiba terlintas dari pikiran bagaimana Allah begitu keren mengkonsep semua yang terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari yang berhubungan dengan rezeki? Saya sedikit cerita ya.           Dulu sekali, ketika saya pergi kemanapun dan hendak membeli apapun terutama di tempat-tempat rekreasi, saya temukan lapak-lapak lengkap dengan empunya yan

Lingkungan yang Berperan

Terlahir sebagai seorang perempuan merupakan anugerah yang patut untuk disyukuri. Betapa banyak janji-janji Allah yang dikhususkan untuk perempuan, mulai dari hadirnya sebagai penolong ayahnya kelak di surga ketika ia berhasil menjaga dan menutup auratnya, dan jaminan surga untuknya ketika mampu membaktikan diri kepada suaminya. Saya bersyukur, diberikan kesempatan untuk lahir dan dibesarkan di keluarga yang sudah mengerti tentang batasan-batasan dan kewajiban perempuan terutama dalam hal menutup aurat. Banyak sekali potret kejadian dari lingkaran kehidupan kita yang masih sangat asing dengan kewajiban seorang perempuan yakni menutup aurat. Saya mulai bercerita masa taman kanak-kanak dan sekolah dasar saya lewati dengan mulus tanpa ada rintangan perihal jilbab. Bagi saya yang masih kecil pada saat itu, pergi ke sekolah setiap pagi dengan seragam rapi lengkap dengan penutup rambutnya merupakan kebahagiaan tersendiri. Kemudian sore dilanjutkan mengaji bersama di surau dengan seragam

Humanity Niche

Suatu kebanggaan menjadi content creator yang bernama blogger. Apapun yang kamu tulis pastikan itu memberikan manfaat positif untuk orang lain dan menjadi amal jariyah yang terus mengalir, sekalipun kita mati -Kosngosan- Mengawali dunia blog ketika dinyatakan dapat bergabung di komunitas ODOP, dengan pendek dan sempitnya pengetahuan saya mulai membuat blog dengan bantuan tutorial di google, sampai bisa mengutak-atiknya agar lebih enak dipandang. Meskipun belum maksimal karena masih menggunakan yang "serba gratisan". Sampai titik ini, banyak sekali dunia blogging yang belum saya ketahui. Beberapa hari yang lalu, saya dihadapkan dengan dua pilihan untuk kelas lanjutan bagi yang sudah resmi lulus dari komunitas ODOP. Ada kelas fiksi dan non-fiksi, fiksi mendalami tentang cerpen, puisi dsb dan non-fiksi menggeluti tetek bengek blog hingga membuat antologi. Awalnya saya mantap ingin memilih kelas fiksi, mengingat isi blog saya yang didominasi dengan karya puisi. Selama 8

4 Hal yang Harus Dihindari Saat Berbicara

Dunia public speaking memang tidak asing lagi di telinga kita. Kemampuan komunikasi yang baik tentu menjadi nilai tambah bagi seseorang. Tak jarang, pelatihan-pelatihan tentang public speaking dan sejenisnya banyak digelar dan mampu menggait banyak peserta. Kiat-kiat dan tips bicara di depan umum seringkali dipaparkan, karena memang itulah salah satu poin pokok di pembahasan public speaking. Sekarang, saya akan berbagi ringkasan materi yang saya dapatkan dari Seminar Public Speaking bersama Pak Heppy Chandrayana, seorang MC istana negara yang mencoba membahas tentang hal-hal yang harus dihindari ketika berbicara di depan umum. Berikut ulasannya: 1. Menyimpan tangan di saku Hal yang wajar, ketika grogi menghampiri maka dengan spontan kita melakukan hal-hal yang tidak disadari, tindakan menyimpan tangan di saku  salah satunya. Maka jika ingin menjadi pembicara yang baik, hindari hal tersebut. Melakukan hal ini hanya akan menunjukkan bahwa tidak ada kesiapan yang matang dari diri

Partial Review of Emina Products

Hallo! Sudah cukup tergiur dengan berbagai macam produk kecantikan yang membuat silau sejauh mata memandang? Tulisan ini bertujuan mereview produk yang telah saya cicipi, tidak bermaksud untuk menghilangkan label "cantik natural" karena tidak menyentuh skincare atau make up apapun, juga tidak seratus persen mengajak untuk tidak mensyukuri apa yang telah Allah beri. Ini bukan perihal mengubah ciptaan-Nya, namun mensyukurinya dengan merawatnya hehe. Memiliki kulit wajah yang oke saja diapa-apakan adalah kenikmatan tersendiri, betapa banyak keluhan dari teman terdekat yang sensitif sekali dengan produk-produk tertentu, belum lagi kegalauan dengan jerawat yang tidak kunjung mempan menggunakan berbagai macam skincare . Dulu ketika kelas 2 SMP adalah masa awal saya menggunakan facial wash , saya pilih Ponds karena memang mudah dijangkau karena hampir setiap toko di dekat rumah ada, apalagi ibu saya juga menjualnya. Mulai dari itu sampai dengan kuliah saya masih setia denga

Mengarungi Samudera Instagram

Aplikasi berbagi foto dan video yang fenomenal ini pertama kali dirancang oleh Kevin Systrom 8 tahun silam, tepatnya tanggal 6 Oktober 2010. Dibawah naungan perusahaan Burbn, Inc yang merupakan perusahaan teknologi  start up  yang hanya berfokus pada pengembangan aplikasi untuk telepon genggam. Instagram terbentuk dari kata “insta” yang berasal dari kata “instan”, dimaksudkan layaknya kamera polaroid yang pada masanya lebih dikenal dengan sebutan “foto instan”. Sedangkan kata “gram” berasal dari kata “telegram” yang cara kerjanya sebagai sarana pengirim informasi kepada orang lain dengan cepat. Dari dua bentukan kata tersebut instagram hadir sebagai media sosial yang dapat menampilkan foto-foto secara instan seperti polaroid dalam tampilannya juga didukung dengan cara kerjanya yang dapat mengunggah foto dengan menggunakan jaringan internet, sehingga informasi yang ingin disampaikan dapat diterima dengan cepat. Aplikasi yang memakan ruang cukup besar pada gawai ini ternyata cuku

Gaji: Menanti dan Memaknai

Bagaimana kabarnya? Sudah melewati rentetan tanggal-tanggal membahagiakan? Senang sekali ya rasanya. Memang tak bisa dipungkiri, salah satu motivasi orang bekerja adalah uang! Ya, untuk menyambung hidup juga melengkapi kebutuhan hidup. Sempat bertanya pada teman-teman dekat yang sudah mulai mempekerjakan dirinya. Sebagian besar dari mereka sangat menunggu momen gajian itu tiba, sebagian lain santai-santai saja karena tabungan di bank masih menumpuk utuh tak tersentuh. Biasanya pada gajian tanggal berapa sih? Rentangan tanggal 30-10an ya. Bagi yang sedang bekerja di sebuah perusahaan ataupun lembaga, bisa jadi momen gajian akan sangat dinantikan, karena disitulah sumber kehidupan memancar. Tapi jangan gantungkan hanya pada satu sumber, banyak sekali pekerjaan sampingan menanti yang (mungkin) bisa kamu lakukan sambil santai-santai. Ketika menanti momen gajian, tindakan konsumtif apa saja sih yang sudah kalian rencanakan? Sudah berapa banyak  wishlist  yang sedang diusahakan? Hayo n

Dita Dyah Sang Pelawan

Pertama kali, hanya membaca nama WhatsAppnya karena sering muncul di grup yang dua bulan belakangan ini sangat aktif. Ya, di grup One Day One Post. Nampaknya sosok ini menjadi penanggung jawab di salah satu kelompok ODOP , Batch 7. Perempuan kelahiran Jakarta 10 Desember 1996 ini ternyata sudah banyak terjun di dunia kepenulisan. Dita mulai suka membaca sejak SD, ia mulai dengan kegemarannya membaca buku-buku yang ada gambarnya, tak jarang ia juga membaca buku pelajaran. Dita mulai suka dunia tulis menulis ketika ia keseringan membaca cerita bergambar atau cerpen yang kurang puas dengan ending ceritanya, dari kegelisahan itulah Diah berpikir "kenapa tidak mencoba menulis sendiri saja untuk menciptakan ending yang memuaskan?". Sepak terjang Dita dalam dunia kepenulisan tidak melulu menemukan jalan yang mulus. Ia telah mengalami berbagai macam rintangan dan nyinyiran yang ia lawan dengan pembuktian. Dita mulai banyak belajar dan berkiprah di dunia kepenulisan, justru d

Sang Wakil (5)

Huru-hara rumah tangga Hakim dan Intan berakhir, namun ada hal berat yang harus mereka ikhlaskan, ada rasa yang mereka paksa untuk dipatahkan. Ibu Hakim, dengan banyaknya pertimbangan akhirnya tidak bisa lagi menerima Intan, mereka dengan berat hati harus berpisah. Namun keduanya masih sama-sama punya cita-cita dan rencana besar, ada Vika yang harus ditopang masa depannya, ada Vika yang harus dijamin sekolah dan pergaulannya, ada Vika yang tak boleh tau hal buruk yang menimpa orang tuanya. Pagi ini, Vika berangkat ke pesantren untuk memulai kehidupan barunya, ia melancong jauh ke kota seberang, diantar kedua orangtuanya yang seolah tak ada apa-apa. "Vika baik-baik ya nak" pesan Intan. "Kalau ada apa-apa hubungi ayah atau ibu yaa" Hakim menimpali. "Iyaa" Vika mengangguk pelan dan masih sesenggukan. Setelah melewati beberapa bulan di pesantren, akhirnya tibalah Vika di momen kunjungan. Vika menangi berjam-jam di gerbang namun tak kunjung datang, da

Sang Wakil (4)

Lontaran pertanyaan dari Hakim terjawab sudah dengan pembuktian. Keluarga kecil ini memilih untuk merantau ke Arab Saudi demi menyambung hidup. Pekerjaan Hakim sebelumnya di Mojokerto ternyata tidak dapat menopang ekonomi keluarga. Pengeluaran untuk Sang Ibu tercinta semakin membludak, penyakit komplikasi mulai urun duka di tubuhnya, ditaambah pengeluaran umtuk buah hati tercinta Vika Ranisa yang sebentar lagi memasuki tingkat sekolah menengah. Hakim membuka toko kecil yang menjual oleh-oleh khas Arab, Intan masih sibuk bekerja di rumah. Sesekali ia membantu Hakim ketika toko mulai ramai, karena Hakim tak mengangkat pegawai, untung dari usahanya saja sudah pas-pasan membiayai kehidupan mereka. Kian hari perlakuan ibu mertuanya terhadap Intan semakin menjengkelkan, namun Intan masih tetap sabar. Hingga suatu ketika kegaduhan yang terjadi terdengar di telinga Hakim dan menjadikan permasalahan baru bagi Hakim dan Intan. Hakim agaknya mulai sedikit kesal dengan Intan, orang yang sel

Sang Wakil (3)

Genap 5 bulan sepasang ini menjalani rutinitasnya sebagai pasangan suami istri, banyak sekali pelajaran yang tak bisa diuraikan, kebahagiaan yang datang menghampiri dan tak jarang duka menyelimuti. Permasalahan silih berganti sebagai proses kenaikan derajat manusia, dan rasanya mungkin ini belum ada apa-apanya, pernikahan mereka masih seumur jagung, perjalanan mereka mengarungi bahtera masih sangatlah panjang. "Bagaimana Tan, apa kita mencoba cari jalan lain untuk memperbaiki perekonomian rumah tangga kita?" Hakim menyela. Ibarat bianglala, kondisi rumah tangganya sedang berada di posisi bawah setelah diputar-putar dari atas ke bawah, campur aduk rasanya. Ibu Hakim sedang terbaring lemah tak berdaya, penyakit Artritis telah menemani hari-harinya dan menyebabkan ruang geraknya terbatas. Ibunya hanya mampu terbaring, aktivitas apapun harus dengan bantuan Intan, sang menantu. Hal ini membuat seluruh aktivitas Intan terhenti, Intan memilih penuh waktu mengurus ibunya. Ditamba

Sang Wakil (2)

Suara lagu dangdut mulai keras terdengar digendang telinga, suasana dapur mulai rusuh, banyak tepung, beras, gula dan bahan-bahan lain pemberian warga sekitar. Hari ini Intan dan Hakim melangsungkan pernikahan. Rombongan keluarga mempelai putra datang jauh dari Mojokerto menuju Pangkal Pinang, bentangan jarak yang jauh itu seolah disingkap begitu saja karena tak sabar akan bertemu oleh sang kekasih hati, Intan. "Saya terima nikah dan kawinnya Intanpurwanti binti Slamet Riyadi dengan mas kawin seperangkat alat salat dan uang senilai 550.000 dibayar tunai" ucap Hakim tegas tanpa pengulangan. "Saahh!" seluruh tamu undangan dan keluarga bersorak bahagia. Terlihat rona bahagia di wajah kedua mempelai yang sudah sah menjadi sepasang suami istri, Intan bersalim penuh kepatuhan terhadap Hakim seraya mencium tangannya, dan Hakim menampakkan senyum paling manisnya. Mulai hari itu, ada cita-cita besar yang coba dirangkai dan diwujudkan dua raga dalam satu jiwa, mendukung