Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2019

Surat untuk Nulisyuk

Sengaja menuliskan kisah perjalanannya di hari terakhir, karena pengen baca dulu kisah-kisah menarik dan menginspirasi dari sahabat-sahabat online @nulisyuk 😊 . Sebagai anggota yang baru bergabung, baru menikmati perjalanan, dan baru di(teman)i oleh nulisyuk, saya mungkin minim pengalaman jika dibandingkan dengan yang lain. Tapi jangan tanya bagaimana kesannya. Jika jatuh cinta saja tidak peduli seberapa lama kita mengenalnya, maka hari ini juga saya jatuh cinta. Cinta yang berbalut lembut dengan kenyamanan hehe. . Mengawali perjalanan dengan mengikuti kelas online nulisyuk batch 35 dengan tema "Muslimah Produktif". Awalnya hanya bisa membayangkan, proses pembelajaran onlinenya nanti seperti apa, bisa gak ya mengikuti challenge-challengenya, mampu gak ya sampai tembus nulis antologi bersama peserta yang lain, dll. . Satu hari terlewati, satu materi tersaji, dan akhirnya beberapa minggu berakhir tanpa disadari. Saya terharu sekali dengan tagline @nulisyuk yaitu "Te

Mbok Dapur

Teng teng teng Suara tabung LPG yang terpukul mulai menggema Pertanda waktu sarapan telah tiba Ah asyiknya, tanpa susah payah pun bisa makan sepuasnya Lauk seadanya, dengan suasana bahagia Cepaaattt! Teriak mbok dapur di ujung sana Tampaknya sudah lelah berjuang sejak pagi buta Barangkali, punggungnya mulai remai ditambah kondisi yang mulai renta Mbok dapur memang kerjanya lasah Berlelah untuk menghasilkan masakan yang dapat menggoyang lidah Namun, pak tua bilang lebih susah dia Bagiku sama saja Bagimu bagaimana? Bekerja memang tak boleh biasa Kerahkan tenaga ekstra Agar hasilnya paripurna Hari ini mbok dapur marah, anak-anaknya makan tidak pada waktunya Ditunggu sambil kebut-kebut menggunakan patera Kusak-kusuk kami dibuatnya, tak berani tampakkan muka Namun apa daya, Krucuk-krucuk perut terus memberi tanda Jika tak segera, suaranya semakin bahana Jadilah kita melipat muka Segera mengambil wadah Lalu berjanji untuk tidak mengulanginya Lingkungan pesantr

Mengadu (Sempu)

Kali pertama datang Disapa hangat oleh matahari yang menantang Ombak dari kejauhan terlihat sangat bergelombang Semakin lengkap dengan hadirnya nelayan yang sedang mendayung pelan Sempu Ku ceritakan tentang bisingnya perkotaan Gedung besar nan megah penuh kericuhan Teriakan perlawanan yang sedang dibisukan Tak didengar! Semakin melawan semakin diacuhkan Sempu Andai kau bisa sempurna mendengar ceritaku, pasti kau jua haru Seperti aku yang tak tahu lagi harus bagaimana mengadu Sungguh carut-marut mengoyak kalbu Sempu Di luar areamu sedang tidak baik-baik saja Tapi tetap saja ada yang nyengir seolah tak ada apa-apa Melawan dibilang ditunggangi kepentingan Bungkam dibilang tak peduli kenyataan Sempu Sampai hari ini masih ramai segala bentuk ucapan Tak sanggup jika harus menaruh kepercayaan Bagaimana jadinya? Yang dianggap alat sudah diperalat kesenangan dan kekuasaan Yang dianggap wakil sudah mulai tengil Petinggi memang tak bisa ditandingi, sempu. Batu, 25 S

Sorot Temaram

Sedang berjalan perlahan seorang diri Menafsirkan sepi dengan menyendiri Sejenak menghibur diri Berkelana sesuka hati Hingga lupa gejolak nurani Singgah, berteduh, melanjutkan perjalanan Tak akan ada yang bisa menahan Bertumpu pada harapan Beralas perjuangan Bergandeng keluasan perasaan Kini, Sorot temaram mulai menyingkap kegelisahan Menunjukkan setitik jalan Memecah ragam rupa rintangan Memercik perlahan kekuatan Bangkitkan dan gelorakan kemenangan Pongah karena berhasil melawan keakuan Gegas memintas dengan rangkulan kawan Pun tak luput merangkul lawan Sorot temaram dari kejauhan mencoba menyusup pelan Semakin tak menampakkan kesamaran Semakin terang dan tenang Kembali berjalan perlahan Dan kami menemukan Batu, 23 September 2019

Pendaran Kepalsuan

Tunggu! Pungkasmu di penghujung percakapan Aku akan pulang membawa cinta yang menawan Cinta yang selama ini tertahan Sempat terkubur bersama harapan Haha palsu.. Ku balas dengan senyum masam dan tertahan Kau boleh pulang dengan berjuta janji penuh keangkuhan Aku akan sambut dengan penuh kepalsuan Bukankah itu yang selama ini kau ajarkan? Kita akan bersama Bersatu Tertawa Kemudian bahagia Sampai lupa bahwa kita hanya pura-pura Kenapa kita tidak memilih lupa hingga benar-benar (lupa) bahwa kita akan jumpa? Jumpa di ruang kehampaan Berteman kekalutan Jiwa-jiwa yang bebal memanggul harapan Rengkuh harapmu Musnahkan rasamu Bantai kekata rindumu Ku bisik pelan di gendang telingamu "Kita sudahi pendaran penuh kepalsuan ini" Batu, 21 September 2019

Dua Hari, Lolos Seleksi Tangan Syar'i

Beri saya waktu 1 menit untuk mengingat jam, hari, tanggal, bulan, dan waktu yang tepat itu. Ternyata lengkap penderitaan saya, pikun tanggal dan buta peta. Jumat kemarin, saya memberanikan diri ngewhatsApp Bapak dosen penguji yang InsyaAllah sukses bikin hati deg-degan. Begini kira-kira isinya "Mohon maaf mengganggu waktu Bapak, kapan saya bisa mengambil revisiannya nggeh Pak?" dan lima menit kemudian dibalas oleh beliau "Sampean ambil saja", dengan cepat saya membalas "Kemudian bagaimana terkait persetujuan pendaftaran sidang Pak?" jawaban beliau juga cepat seperti balasanmu biasanya wkwk dengan satu kata "Monggo". Wah, sepertinya ini akan menjadi salah satu list hari membahagiakan bagi saya, bahagianya bukan karena sidangnya sih, bukan karena apa-apa. Karena jika satu urusan ini selesai, tandanya saya bisa cepat pulang, bisa mendengar omengan ibuk karena di rumah banyak tidur, gak nyapu, gak korah-korah, dan mengulang aktivitas

Kontemplasi: Ada Aral Melintang

Kemarin sempat mengupload ringkasan materi yang saya dapat pada pertemuan pertama kelas online @nulisyuk terkait produktivitas.           Ternyata mengimplementasikannya dalam keseharian tidak semudah manggut-manggut ketika mendapat penjelasan dari pemateri. Ada saja hal-hal yang menjadikan diri kita tidak produktif.           Contoh ketidakproduktivan yang sering melanda diri saya adalah dirundung malas yang berkelanjutan, mager, atau apa saja istilah yang lainnya.           Semangat saya dalam melakukan banyak hal sering naik turun. Kadang dalam keadaan tertentu bisa menyelesaikan target-target dengan tepat, kadang juga ditumpuk sampai menumpuk.           Saat saya berada pada posisi malas, hilang semangat, dan merasa tidak ada keinginan untuk beranjak memperbaiki perilaku buruk yang tidak patut untuk dicontoh saya bergegas mencari pencerahan dari berbagai sumber.           Kegiatan yang sering saya lakukan untuk mengatasi ketidakproduktivan adalah dengan banyak membaca tulisan-

Memaknai Produktivitas

Hal apa yang pertama kali menari-nari dalam pikiran ketika mendengar kata produktivitas? Boleh dong sedikit cerita mengenai kegiatan-kegiatan produktif yang biasa kamu lakukan dan yang paling kamu sukai :)           Sebelumnya, saya sering salah mengartikan kata produktivitas menjadi suatu pekerjaan yang tidak ada habisnya, dan tentu saja suatu aktivitas yang bisa menghasilkan uang.           Berdasar asumsi pribadi itu, ternyata sukses menjadikan diri saya terkungkung dalam lingkar anggapan yang muluk-muluk mengenai produktivitas.           Hal apa yang bisa dilakukan agar kita bisa merasa produktif? Apakah kegiatan yang saya lakukan selama ini sudah termasuk sesuatu yang produktif? Dan masih banyak pertanyaan lain yang belakangan ini baru terpecahkan secara sederhana oleh mbak @ayumdaigo94.           Sejatinya, produktivitas adalah tentang bagaimana kita bisa memanfaatkan diri kita untuk bisa bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain melalui kegiatan apapun, dengan cara apapun,

Atsiqoh Billah

Jagat raya media sudah sangat memukau dengan sajian beragam kisah inspiratif yang tak mampu jika disebutkan satu per satu, barangkali saya, kita, dan kalian semualah yang kurang jeli mengambil puing demi puing hikmahnya. Sudah sering orang lain bertutur: "Siapa saja bisa jadi guru, dan hal apapun bisa jadi pelajaran", tergantung bagaimana kita membaca setiap tanda dan mempraktikkannya dalam kehidupan nyata.           Tak beda dengan media, kehidupan nyata (real life) juga telah menawarkan banyak sekali makna pada setiap hal yang menimpa, jika dalam kehidupan nyata belum juga bisa kita memaknainya, perlu ada tanya pada masing-masing jiwa, untuk apa sebenarnya rasa dicipta? Jika bukan untuk merasa.           Saya bersyukur.. Diberikan kesempatan hidup dengan berbagai warna dan berbagai rupa orang yang mewarnainya, jika tanpa lingkungan dan lingkaran orang-orang baik, maka kelu rasanya menuangkan setiap kejadian yang menggetarkan jiwa dalam balutan aksara ini.           Hal a

Manjakan Lidah dengan Empat Ribu Rupiah

"Yeeaayyy sekarang sabtu... segera ambil kunci motor di kamar, aku tunggu di parkiran jagain motornya" Weekend memang waktu yang sangat kami nantikan, setelah lima hari beraktivitas rutin dari pagi hingga malam hari yang melulu itu-itu saja,  refreshing  selalu menjadi pokok pembahasan utama.  "kesana yuk, eh ayo nyobain itu, pekan depan pergi yuk ke tempat baru itu"  dan masih banyak lagi ungkapan kegirangan yang memenuhi ruang kamar. Me skipun pada kenyataannya, tidak semua perencanaan bisa kami realisasikan, karena bagaimanapun  bangkong  pada akhir pekan masih menjadi pilihan yang menggiurkan hehe. Sabtu di pekan ini kami memutuskan untuk keluar, saya bersama satu teman kamar bergegas mengamankan kunci motor sebelum disabet orang lain. Berangkat pukul 08:55 WIB dan tidak berteman macet .  Tujuan utama kami adalah pergi ke bank untuk transfer uang. Tanpa berpikir panjang motor yang kami tumpangi melesat menuju bank BRI terdekat, namun sialnya kami lupa bahw

Menemukan Diri

Akhir-akhir ini dibuat kagum oleh postingan teman-teman yang mengunggah foto cantik dengan pose agak miring dilengkapi dengan caption "make up by me", hampir di semua beranda akun sosial media yang saya miliki, mulai dari Facebook, Instagram, dan WhatsApp isinya adalah postingan yang seperti itu. Saya terkadang bertanya-tanya sendiri, kenapa semuanya sekarang jadi pintar make-up ya? Meskipun mereka menyebut dirinya newbie , tapi hasilnya memukau menurut saya. Bagaimana bisa tangan-tangan lentik mereka menghasilkan gambaran alis yang presisi, balutan bedak yang terlihat natural, lengkap dengan pewarna bibir warna merah muda yang menjadikan perpaduannya kian sempurna. Sesekali saya bertanya, belajarnya dari mana? Bersama siapa? Kok tiba-tiba mahir mengombinasikan berbagai macam peralatan yang ada sehingga bisa menghasilkan lukisan yang apik di wajah. Sebagian dari mereka menjawab "ya belajar sendiri lah, coba-coba, cari-cari tutorial". Saya bergumam sendiri, &qu

Menembel Perahu Harapan

Kita patut bangga Dilahirkan dari  rahim Muhammadiyah Ormas besar yang sumbangsihnya terhadap Indonesia sungguh memesona Pendidikan, kesehatan, kesengsaraan ummat telah di babat hebat Muhammadiyah Muhammadiyah dengan nahkoda luar biasa, berlayar mengarungi samudera Indonesia Disetiap lininya, disetiap bidangnya, disetiap masanya Muhammadiyah dengan bejibun sayapnya Salah satunya Akademisi Islam yang di cita-citakan berakhlak mulia; IMM namanya Di kalangan mahasiswa masyhur dengan jargonnya “Anggun dalam Moral Unggul dalam Intelektual” Setengah abad lebih IMM dilahirkan Setengah abad lebih perahu berlayar, sebagai penghantar satu harapan ke harapan lain Mungkinkah pelabuhannya akan retak di makan usia? Silakan kau tanya pada sanubari kadernya, apa yang sudah IMM sumbangkan untuk bangsa? Tak perlu muluk-muluk, karena hakikatnya kita hanya seutas nafas yang sewaktu-waktu terhempas takdir; maut Trilogi, Tri Kompetensi lanyah di mulut dan pikiran, bak darah dan

Itu Aset Berharga! Kenapa Dibuka 5 Jam Per-hari?

Terhitung dua bulan lebih Ramadan berlalu, banyak hal yang jika diingat, ingin untuk diulang, namun ketika momen itu datang tetap saja disia-siakan. Tulisan ini bukan untuk mengajak pembaca budiman sesak dada karena penyesalan, tapi memang ada beberapa hal yang sangat disayangkan.             30 hari penuh di bulan Ramadan memang suatu hal yang sangat menggembirakan. Bagaimana tidak? Masjid-masjid yang awalnya sepi hanya berpenghuni kakek nenek renta sudah mulai berubah warna, jamaahnya semakin beragam mulai dari anak-anak, remaja, dewasa hingga lansia semua berkumpul untuk mengindahkan seruan-Nya dengan bonus kelipat gandaan pahala berdasarkan amalannya.             Tempat peribadatan yang familiar kita sebut masjid pun berlomba-lomba membuat nyaman jamaahnya, mulai dari kebersihan fasilitas mukenah, sarung, hingga karpet yang ekstra diperhatikan, santapan lezat yang mulai tertata rapi sembari menunggu waktu berbuka pun dipersembahkan secara cuma-cuma, hingga perlakuan takmir masj

Nyengirin Saja, Jangan Dibuat Baper

“semoga cepat nyusul ya”, “eh besok kita wisuda bareng ya” adalah beberapa contoh ungkapan dari sekian banyak ungkapan yang membuat sekumpulan orang (Mahasiswa tingkat akhir) merenung, meratap, dan akhirnya termangu. Dalam pikiran sedang berputar-putar “eh aku kapan ya”, “kok mereka lancar-lancar saja sedangkan aku stagnan” dan masih banyak lagi. Yeaah selamat datang di masa menyesakkan ini~ Ini adalah sedikit curahan hati mahasiswa semester akhir yang telah berhasil menaklukkan hari-hari pening berisi bimbingan, menunggu, revisi dan sejenisnya. Dalam proses panjang itu ternyata yang benar-benar dibutuhkan bukan suntikan semangat dari si doi, bukan juga refreshing kesana-kemari dengan dalih mendinginkan otak kembali. Tapi yang lebih sukses membuatmu bangkit dan semangat adalah hal yang tidak mereka sadari –melihat teman-temanmu yang sudah berselfie ria memegang bunga dengan caption semangat revisi, atau hanya sekadar menjumpai status WhatsApp berisikan alhamdulillah Acc sidang skri

Assalamu'alaikum, Kenalan Dulu Yuk!

Bismillah.. Saya Nelly Amaliyah Fitrotin, lulusan Universitas Negeri Malang angkatan 2015 yang belum dirayakan secara sakral. Saya berkesempatan belajar di Fakultas Sastra. Perempuan asal Lamongan yang lahir pada tanggal 01 Maret 1998. Kalian semua bisa mengenal saya lebih dekat di Facebook Nelly Amaliyah Fitrotin, atau Instagram @nellyamaliyahf, atau twitter @NellyAmaliyahF, dan bisa dihubungi melalui nellyamaliyah01@gmail.com.           Blog ini lahir setelah saya resmi tergabung dalam komunitas ODOP (One Day One Post) bersama orang-orang hebat di dunia literasi, saya menantang diri sendiri untuk memulai dan bergabung. Karena bagi saya penggalian potensi bisa dilakukan dimanapun dan dalam kegiatan apapun. Semoga menjadi awal yang baik :)