Kompleks ini memang berulang kali kami gunakan untuk sebuah acara. Biasanya kami merancang kegiatan selama tiga hari. Kami pakai bangunan yang belum seberapa tua dari kompleks ini. Terdiri dari sekolahan, masjid, dan lapangan yang sangat nyaman menemani serangkaian kegiatan kami. Tak jarang, kegiatan yang kami lakukan hingga larut malam, bahkan sesekali dini hari baru selesai.
Lokasi bangunan ini di sebuah gang kecil sudut perkotaan yang bernuansa desa. Pada jam sembilan malam, kompleks ini akan sepi dengan portal-portal gang yang tertutup rapi. Barangkali semuanya sibuk merebahkan diri setelah seharian bersitegang memperjuangan materi.
Lokasi bangunan ini di sebuah gang kecil sudut perkotaan yang bernuansa desa. Pada jam sembilan malam, kompleks ini akan sepi dengan portal-portal gang yang tertutup rapi. Barangkali semuanya sibuk merebahkan diri setelah seharian bersitegang memperjuangan materi.
Kami sudahi kegiatan malam ini sampai pukul 01:00 WIB. Riuh tawa memberi isyarat, kami telah menyelesaikan kegiatan dengan ragam rupa pertanggung jawabannya. Berat memang, berada di pimpinan organisasi memang harus paham konsekuensi. Orang-orang berkata, “amanah tak akan salah memilih pundak”. Dan malam itu kami selesai mempertanggung jawabkannya meskipun tidak melulu sempurna dalam prosesnya.
Kami sudahi dengan foto bersama, dijejer dan ditata rapi sedemikian rupa, demi potret yang enak dipandang mata. Satu.. dua.. tiga.. ucap sang fotografer. Beberapa kali mengambil gambar, kemudian kami bergerumbul untuk melihat hasilnya. Personil kami 25 orang. Setelah dihitung-hitung muncul keganjalan. Pojok kanan terlihat bayang-bayang, kami mencoba memperbesar. Dan “huaaaaaa” pecah seketika suara kami, dan salah seorang menyahuti, “siapa itu putih-putih?”.
Bergegas naik untuk melihat hasil di CCTV, sorot mata kami menatap tajam. Semakin jelas terekam disini, akhirnya kami kembali turun untuk bergegas meninggalkan tempat. Bayangkan saja! Tengah malam dikagetkan dengan hal yang mencengangkan.
Kami sudahi dengan foto bersama, dijejer dan ditata rapi sedemikian rupa, demi potret yang enak dipandang mata. Satu.. dua.. tiga.. ucap sang fotografer. Beberapa kali mengambil gambar, kemudian kami bergerumbul untuk melihat hasilnya. Personil kami 25 orang. Setelah dihitung-hitung muncul keganjalan. Pojok kanan terlihat bayang-bayang, kami mencoba memperbesar. Dan “huaaaaaa” pecah seketika suara kami, dan salah seorang menyahuti, “siapa itu putih-putih?”.
Bergegas naik untuk melihat hasil di CCTV, sorot mata kami menatap tajam. Semakin jelas terekam disini, akhirnya kami kembali turun untuk bergegas meninggalkan tempat. Bayangkan saja! Tengah malam dikagetkan dengan hal yang mencengangkan.
Komentar
Posting Komentar