Langsung ke konten utama

Menikah

Ada saatnya kita bergegas melangkah, ada pula saatnya kita berhenti sambil terengah. Menengok perjalanan yang sudah kita tempuh dan mengatur nafas di dalam dada. Semuanya ku syukuri, bersamamu tak ada yang sia-sia -Aji Nur Afifah-
Saya temukan sepenggal kata di buku Melangkah Searahnya Aji Nur Afifah, mamapedia yang sering berbagi cerita lewat instagramnya. Membaca story dan caption di ignya membuat kita merasa tidak sendiri menghadapi kekhawatiran yang belum terjadi dan sudah terjadi selepas menikah. Gaya ceritanya "nyes" langsung di hati dan dibumbui dengan kekonyolannya.

Akhir-akhir ini saya menghadapi masa-masa galau ditinggal nikah. Banyak sekali teman saya yang jauh maupun dekat kini telah menemukan teman berlayarnya. Perasaan senang dan haru campur jadi satu, artinya teman-teman saya sudah Allah percaya untuk menghadapi tanggung jawab yang lebih besar; menjadi istri dan akan menjadi ibu.

6 bulan di Indragiri. Dua pekan lalu teman saya pamit untuk pulang, saya pun diminta untuk menemaninya mengajukan perizinan. Namun karena satu hal, ia harus pergi sendiri. Sebelumnya saya sempat bertanya-tanya untuk apa ia pulang, padahal beberapa bulan yang lalu baru saja pulang. Terhitung sering, bagi pekerja macam kita yang hanya berkesempatan pulang satu tahun dua kali, itupun hanya libur seminggu.

Ternyata, teman saya sedang ada acara sakral di rumahnya. Ada seseorang yang berani memintanya ke jenjang yang lebih serius. Saya semakin terharu ketika mendengar kabar baik ini. Bagaimanpun, saya mungkin adalah salah satu dari beberapa orang yang mengikuti detail ceritanya.

"Ah dia gak maju-maju sih", guyonannya receh menjawab kehebohan saya ketika melontarkan pertanyaan "loh gak jadi sama yang itu?". Begitulah perempuan, hanya bisa menunggu namun bisa menentukan. Dan sejauh ini, banyak perempuan memilih yang pasti, yang mau datang, artinya memilih yang benar-benar pantas untuk dipilih.

Perjalanan cinta saya dan teman-teman saya mungkin banyak yang terlambat untuk dievaluasi. Terkungkung dalam Toxic Relationship yang akhirnya berujung kesakitan. Ya siapa suruh? Main-main sama ayam sebelum waktunya, kena ciritnya saja kan? Ungkapan itu yang seringkali kiai saya tuturkan sebelum santri-santrinya berlibur dan pulang. Banyak nasihat yang sering kita abaikan, kita anggap remeh hingga lupa memikirkan konsekuensi atas apa yang kita perbuat.

Pernikahan merupakan perjanjian besar yang tertulis dalam Al-Quran, Mitsaqon Ghalidza. Menyatukan dua jiwa dan pemikiran menjadi satu, menguatkan dua cita, menggenggam dua cinta. Satu pasangan dengan yang lain adalah ibarat baju yang saling menutupi. Jika ada celah maka diperbaiki bersama, jika ada kebaikan maka perlu diangkasakan berdua.

Sebentar lagi, orang tua teman-teman saya akan menikahkan anaknya. Mengalihkan segala tanggung jawab kepada nahkoda berlayarnya, menggugurkan tanggung jawab memikul dosanya, dan tentu berat hati menerima kenyataan bahwa cinta anaknya bukan hanya untuknya saja. Begitupun saya, sebentar lagi saya menikahkan teman saya. Menyadari bahwa waktunya bukan hanya untuk saya saja, namun tetap membuka lebar ruang untuknya bercerita dan berkeluh kesah. Menikah bukan untuk merenggangkan hubungan pertemanan, namun untuk menyadari arti kebersamaan serta menghargai sebuah kabar.

Selamat menikah teman-teman!

Komentar

  1. Selamat menikaaah dan berbahagiaaa 😂😂

    BalasHapus
  2. Wahhh, berita bahagia....btw, sdg musim nikah akhir2 ini

    BalasHapus
  3. Yuk ah mba,..semangat..meski teman sudah menikah, dia masih punya ruang buat kita sahabatnya kok untuk curhat..hehe

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Anak Broken Home Berbagi Cerita Tentang Pernikahan

"Pernikahan adalah hadiah terbaik dari Allah SWT untuk kita, dan kualitas dari pernikahan itu adalah persembahan kita untuk Allah SWT." Sepotong kalimat itu ku dapatkan setelah babat habis baca instagram story Febrianti Almeera, atau akrab dipanggil Teh Pepew. Entah kapan mulanya, akun Teh Pepew seringkali jadi media kontemplasi paling mendalam. Kata-katanya lugas dan jelas, lembut tapi menampar halus. Beliau ditakdirkan sepasang dengan Ulum A. Saif, kerap dipanggil Kang Ulum. Jika dilihat sekilas, cocok sekali beliau berdua. Saling melengkapi, saling mengisi, saling belajar. Definisi jodoh. Pembahasan instagram story Teh Pepew kali ini adalah tentang sahabat dekatnya yang baru saja melepas masa lajang di usia kepala 4. Apakah terlambat? Tentu tidak. Dipertemukan dalam kondisi terbaik yang dimiliki, dan di waktu yang terbaik menurutNya. Pembahasan menikah akhir-akhir ini akrab sekali di telinga. Ini bukan lagi tentang terburu-buru, bukan juga sesuatu yang tabu. Perjalanan mas

2023

Setiap tahunnya, selalu ada yang meleset dari resolusi. Tapi ada juga yang melesat di luar ekspektasi. Bagiku, mempertahankan kewarasan diri di antara lonjakan resolusi dan ekspektasi itulah, yang utama. Karena hubungannya dengan emosi: mengelola, memperlajari, dan akhirnya memperbaiki. 2022 terlewati dengan indah, sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Karena sejatinya, duka dan bahagia yang menemani di sepanjang tahun tertentu itu tidak ada yang tak mengisyaratkan pelajaran. 2022 membawaku ke banyak sekali tempat baru: bertemu, berkenalan, dan mengelola rindu atas pertemuan.  2022 mengajarkanku untuk tidak jumawa mengasumsikan skenarioNya, merencanakan bak sutradara, tapi lupa siapa yang memiliki kita dan mengatur perjalanan hidup kita. 2022 adalah kebahagiaan yang tak terkira, tak terukur, dan kesyukuran yang paling jujur.

2012

"nanti jangan jadi guru yaaa, jangan. Kamu ngga layak ditiru" Monolog beberapa tahun silam, saat akumulasi sesal dan kecewa bertumpuk. Tepat, yang berputar-putar di pikiran adalah sosok yang mulia itu. Persis dihubungkan dengan perlakuan diri sendiri, karena pada saat itu, status masih seorang pelajar, tapi agaknya jauh dari kata terpelajar. Maha Baik Allah, menjadikan rasa takut, khawatir, dan kerdil akan sebutan yang mulia 'guru' itu sebagai media untuk tumbuh dan berkaca. Rasa-rasanya, jadi guru itu tiada hari tanpa belajar dan mawas diri, merasa ngga mampu, merasa ngga becus, merasa ngga mumpuni, tapi dari semua perasaan itu tumbuh kesadaran untuk belajar. Ya mau ngga mau. Titik. Kalau kamu ngga penuhi hak diri kamu dengan belajar, gimana mau membersamai dan menunaikan hak pelajar-pelajar itu? Tepat hari ini, 25 November selalu sukses membuat diri linglung, haru, dan gemetar. Berjalan dengan sebutan guru itu ya berkelok-kelok. Kadang tersandung kerikil di jalan, k