Langsung ke konten utama

Gaji: Menanti dan Memaknai

Bagaimana kabarnya? Sudah melewati rentetan tanggal-tanggal membahagiakan? Senang sekali ya rasanya. Memang tak bisa dipungkiri, salah satu motivasi orang bekerja adalah uang! Ya, untuk menyambung hidup juga melengkapi kebutuhan hidup.

Sempat bertanya pada teman-teman dekat yang sudah mulai mempekerjakan dirinya. Sebagian besar dari mereka sangat menunggu momen gajian itu tiba, sebagian lain santai-santai saja karena tabungan di bank masih menumpuk utuh tak tersentuh.

Biasanya pada gajian tanggal berapa sih? Rentangan tanggal 30-10an ya. Bagi yang sedang bekerja di sebuah perusahaan ataupun lembaga, bisa jadi momen gajian akan sangat dinantikan, karena disitulah sumber kehidupan memancar. Tapi jangan gantungkan hanya pada satu sumber, banyak sekali pekerjaan sampingan menanti yang (mungkin) bisa kamu lakukan sambil santai-santai.

Ketika menanti momen gajian, tindakan konsumtif apa saja sih yang sudah kalian rencanakan? Sudah berapa banyak wishlist yang sedang diusahakan? Hayo ngaku saja, sepertinya kita sama~

Pernah gak sih berada pada fase gajian sedikit uangnya habis, gajian nambah banyak uangnya ludes juga. Begitulah hakikat gaji, tidak akan pernah ideal karena kita tidak pernah merasa puas.

Saya ingin sedikit berbagi hal-hal yang saya lakukan ketika menanti gajian hingga uang gaji itu tiba, barangkali kita bisa sedikit sharing.
Awalnya saya tidak terlalu mengenali financial habit, tapi sejauh ini banyak sekali media yang memberikan pencerahan terkait finacial, ternyata sedikit demi sedikit merubah pola pikir saya terkait uang, gaji, hutang, investasi, dsb.

Saya biasa melakukan hal-hal berikut:

Pertama: list hutang dan cicilan
Ini penting sekali, saya biasa mencatat hutang-hutang saya yang tercecer dimana-mana, meskipun hutangnya bukan dalam jumlah besar, tapi ini tetap kewajiban yang tak bisa disepelekan.
Eh sebaiknya, berhutang ini suatu hal yang harus dihindari deh. Lebih baik merasa cukup dan cukupkan apa yang telah kita miliki.
Perkara cicilan, ini juga penting banget. Kita semua mungkin ada yang sedang mengusahakan hal besar yang tidak bisa dibayar kontan. Inilah gunanya ngelist cicilan pada point pertama. Karena jika tidak disisihkan dari awal, uang gaji akan hilang bersama kekalapan kita hehe.

Kedua: prioritaskan kewajiban
Menjadi seorang pekerja artinya ada gelar tambahan yang melekat pada diri kita. Tentu malu dong sudah kerja tapi minta uang orang tua. Harusnya, kita yang mengirim uang pada orang rumah. Nah, untuk kewajiban ini mungkin setiap individu berbeda, mana yang kamu anggap sebagai tanggung jawabmu dan mampu kamu lakukan, yang silakan prioritaskan.
Contohnya apa aja sih? Misalkan, uang bulanan untuk orang tua, pulsa atau kuota internet untuk adik, bahkan jika ada lebihan boleh lah membantu meringankan orang tua membiayai sekolah adik.

Ketiga: jangan lupakan kebutuhan pokok
Pulsa, transport, kosmetik, kebutuhan perempuan/laki-laki dan beberapa kebutuhan lain yang biasanya kamu butuhkan setiap bulan silakan di list, di kira-kira dalam sebulan itu kamu butuh uang berapa untuk belanja kebutuhan pokok. Sisihkan uang khusus, ya kalau bisa jangan melebihi apa yang sudah direncanakan ya.

Keempat: uang untuk happy-happy
Nih, point terakhir yang ditunggu. Jangan lupa self award ya tapi jangan kebablasan. Tau-taunya uang habis gara-gara dikit-dikit menghibur diri.
Kenapa point keempat ini wajib dilist? Karena, ya namanya manusia normal, namanya pekerja pasti ada titik jenuh sehingga membutuhkan refreshing. Lakukan hal-hal sederhana saja, namun tetap jangan lupakan anggarannya.
Misalnya apa sih uang happy-happy itu? Ya uang untuk nonton, untuk jalan-jalan, untuk traktiran, atau sekedar untuk membeli jajanan kesukaan.

Kemudian sisa gajian lainnya untuk apa? Nah itulah hak untuk masa depan. Ini juga wajib ya, jangan lupa untuk diindahkan. Ada tabungan khusus, investasi, atau bahkan dana darurat untuk menebus hal-hal yang tidak kita inginkan di masa yang akan  datang.

Jangan lupa kewajiban utamamu ketika sudah berpegang uang, yaitu zakat dan shodaqohnya ya!

Komentar

  1. Salah satu insight yang berharga untuk kondisi keuangan yang selaly dinamis untuk memenuhi keinginan kita.

    BalasHapus
  2. klo udh kepegang uang, yang lain lewat... bru klo duitnya hbs bingung & keteteran 😂😂

    BalasHapus
  3. Penting banget nih manajemen keuangan

    BalasHapus
  4. Untuk bayar spp sekolah anak juga hihihi

    BalasHapus
  5. Zakat 2.5% jangan pernah ketinggalan

    BalasHapus
  6. bikin budget plan abis gajian juga ngaruh mbak hihi, visit back ya mbak ^^

    BalasHapus
  7. Bener nih kak pengen banget bisa mengatur keuangan supaya lebih baik lagi. Masih suka kalap soalnya hehe semoga kedepannya bisa.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Anak Broken Home Berbagi Cerita Tentang Pernikahan

"Pernikahan adalah hadiah terbaik dari Allah SWT untuk kita, dan kualitas dari pernikahan itu adalah persembahan kita untuk Allah SWT." Sepotong kalimat itu ku dapatkan setelah babat habis baca instagram story Febrianti Almeera, atau akrab dipanggil Teh Pepew. Entah kapan mulanya, akun Teh Pepew seringkali jadi media kontemplasi paling mendalam. Kata-katanya lugas dan jelas, lembut tapi menampar halus. Beliau ditakdirkan sepasang dengan Ulum A. Saif, kerap dipanggil Kang Ulum. Jika dilihat sekilas, cocok sekali beliau berdua. Saling melengkapi, saling mengisi, saling belajar. Definisi jodoh. Pembahasan instagram story Teh Pepew kali ini adalah tentang sahabat dekatnya yang baru saja melepas masa lajang di usia kepala 4. Apakah terlambat? Tentu tidak. Dipertemukan dalam kondisi terbaik yang dimiliki, dan di waktu yang terbaik menurutNya. Pembahasan menikah akhir-akhir ini akrab sekali di telinga. Ini bukan lagi tentang terburu-buru, bukan juga sesuatu yang tabu. Perjalanan mas

2023

Setiap tahunnya, selalu ada yang meleset dari resolusi. Tapi ada juga yang melesat di luar ekspektasi. Bagiku, mempertahankan kewarasan diri di antara lonjakan resolusi dan ekspektasi itulah, yang utama. Karena hubungannya dengan emosi: mengelola, memperlajari, dan akhirnya memperbaiki. 2022 terlewati dengan indah, sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Karena sejatinya, duka dan bahagia yang menemani di sepanjang tahun tertentu itu tidak ada yang tak mengisyaratkan pelajaran. 2022 membawaku ke banyak sekali tempat baru: bertemu, berkenalan, dan mengelola rindu atas pertemuan.  2022 mengajarkanku untuk tidak jumawa mengasumsikan skenarioNya, merencanakan bak sutradara, tapi lupa siapa yang memiliki kita dan mengatur perjalanan hidup kita. 2022 adalah kebahagiaan yang tak terkira, tak terukur, dan kesyukuran yang paling jujur.

2012

"nanti jangan jadi guru yaaa, jangan. Kamu ngga layak ditiru" Monolog beberapa tahun silam, saat akumulasi sesal dan kecewa bertumpuk. Tepat, yang berputar-putar di pikiran adalah sosok yang mulia itu. Persis dihubungkan dengan perlakuan diri sendiri, karena pada saat itu, status masih seorang pelajar, tapi agaknya jauh dari kata terpelajar. Maha Baik Allah, menjadikan rasa takut, khawatir, dan kerdil akan sebutan yang mulia 'guru' itu sebagai media untuk tumbuh dan berkaca. Rasa-rasanya, jadi guru itu tiada hari tanpa belajar dan mawas diri, merasa ngga mampu, merasa ngga becus, merasa ngga mumpuni, tapi dari semua perasaan itu tumbuh kesadaran untuk belajar. Ya mau ngga mau. Titik. Kalau kamu ngga penuhi hak diri kamu dengan belajar, gimana mau membersamai dan menunaikan hak pelajar-pelajar itu? Tepat hari ini, 25 November selalu sukses membuat diri linglung, haru, dan gemetar. Berjalan dengan sebutan guru itu ya berkelok-kelok. Kadang tersandung kerikil di jalan, k