Langsung ke konten utama

Narasi Sang MC Istana Negara


Kemarin (17-18/10) berkesempatan menyaksikan secara langsung wajah MC kondang yang berkiprah di acara-acara kenegaraan maupun berbagai acara formal dan non formal lain di Jakarta. Pria asal Tasikmalaya dengan nama lengkap Heppy Chandrayana.

Pukul 20:05 WIB, ia mulai menyapa kami yang sudah lebih dulu duduk rapi menanti kehadirannya di kota dingin, Batu. Kali ini ia akan mengisi seminar public speaking dan motivasi untuk santriwati LPMI Al-izzah di jenjang SMP dan SMA. 700 lebih santriwati berkumpul dalam auditorium dengan rasa penasaran, siapa sosok yang terpampang di banner putih atas panggung itu.

(Foto Heppy Chandrayana saat mengisi materi seminar public speaking dan motivasi)
Senyuman renyah darinya sebagai pembuka perjumpaan kami malam itu, ia mulai dengan ice breaking selama lima menit sebelum memaparkan video profil singkat tanpa di pandu oleh moderator. Tidak heran, inilah sosok MC kondang yang sudah biasa membawai beribu-ribu peserta seminar itu.

Heppy melanjutkan dengan memperkenalkan dirinya melalui video singkat, sesekali ia memancing dengan menampilkan logo-logo stasiun televisi terkenal, dan memancing pertanyaan untuk para peserta. "Pasti kalian pernah mendengar suara ini ketika menonton TV di rumah" ujarnya dengan tawa sederhana.

Peserta mulai terkejut dan sorak riuh mulai memecahkan auditorium malam itu, ternyata selain menjadi MC Istana Negara, ia juga seorang voice over beberapa stasiun televisi, diantaranya: TvOne, TransTV, dan Trans 7. Ia melanjutkan dengan menampilkan gambar film-film yang digandrungi banyak remaja sampai emak-emak di Antv, seketika teriakan peserta semakin menggema. Ternyata beliau sekaligus dubber film Jodha, Mahabharata dll yang biasa kita nikmati di layar TV.

Ternyata inilah wujud nyata dari suara-suara itu, ia yang juga pernah nyantri di Pondok Modern Darussalam Gontor selama 10 tahun membuat perjumpaan kita malam itu semakin hangat, ia bercerita banyak tentang kehidupan pesantren sekaligus untuk memotivasi santriwati yang ada di auditorium.

Perjalanannya menjadi orang besar tentu tak luput dari usaha-usaha besar yang telah ia lakukan. Berawal dari menjadi MC salah satu acara di desanya yang dihadiri oleh perangkat desa, akhirnya ia berhasil memandu acara yang dihadiri oleh perangkat-perangkat negara. "Orang tua saya lah yang bisa menjadikan saya sampai sekarang ini", Heppy menuturkan kepada peserta seminar.

Semasa SD, ia pernah disuruh ayahnya untuk ikut andil dalam acara di desanya, dan berperan sebagai pembawa acara. 15 kertas bolak-balik ayahnya sodorkan untuknya. Heppy yang belum berpengalaman sama sekali dalam dunia public speaking merasa tertantang dan sempat menolak permintaan ayahnya. Ia juga bercerita bahwa ia merupakan sosok pasif yang sangat pemalu. Bagaimana jadinya jika ia harus mengukir pengalaman pertamanya dengan hal konyol dan memalukan? Ia sendiri pun tak membayangkan bagaimana ia akan tampil sebagai seorang pembawa acara.

Namun benar, kegagalan adalah kesuksesan-kesuksesan yang tertunda. Ia memang mempunyai pengalaman buruk ketika pertama kali mulai mencoba dunia public speaking, namun lambat laun karena besarnya dukungan dari orang tua dan juga keinginan kuat dalam dirinya, ia berhasil menjadikan public speaking sebagai jiwa dan raganya. Ia mulai sukses menjelajah berbagai kota besar di Indonesia, bahkan keliling dunia melalui public speaking. Ia yakin dan percaya, jika kita berusaha dan selalu mencoba, maka akan ada hasil yang tak diduga-duga.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Anak Broken Home Berbagi Cerita Tentang Pernikahan

"Pernikahan adalah hadiah terbaik dari Allah SWT untuk kita, dan kualitas dari pernikahan itu adalah persembahan kita untuk Allah SWT." Sepotong kalimat itu ku dapatkan setelah babat habis baca instagram story Febrianti Almeera, atau akrab dipanggil Teh Pepew. Entah kapan mulanya, akun Teh Pepew seringkali jadi media kontemplasi paling mendalam. Kata-katanya lugas dan jelas, lembut tapi menampar halus. Beliau ditakdirkan sepasang dengan Ulum A. Saif, kerap dipanggil Kang Ulum. Jika dilihat sekilas, cocok sekali beliau berdua. Saling melengkapi, saling mengisi, saling belajar. Definisi jodoh. Pembahasan instagram story Teh Pepew kali ini adalah tentang sahabat dekatnya yang baru saja melepas masa lajang di usia kepala 4. Apakah terlambat? Tentu tidak. Dipertemukan dalam kondisi terbaik yang dimiliki, dan di waktu yang terbaik menurutNya. Pembahasan menikah akhir-akhir ini akrab sekali di telinga. Ini bukan lagi tentang terburu-buru, bukan juga sesuatu yang tabu. Perjalanan mas

2023

Setiap tahunnya, selalu ada yang meleset dari resolusi. Tapi ada juga yang melesat di luar ekspektasi. Bagiku, mempertahankan kewarasan diri di antara lonjakan resolusi dan ekspektasi itulah, yang utama. Karena hubungannya dengan emosi: mengelola, memperlajari, dan akhirnya memperbaiki. 2022 terlewati dengan indah, sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Karena sejatinya, duka dan bahagia yang menemani di sepanjang tahun tertentu itu tidak ada yang tak mengisyaratkan pelajaran. 2022 membawaku ke banyak sekali tempat baru: bertemu, berkenalan, dan mengelola rindu atas pertemuan.  2022 mengajarkanku untuk tidak jumawa mengasumsikan skenarioNya, merencanakan bak sutradara, tapi lupa siapa yang memiliki kita dan mengatur perjalanan hidup kita. 2022 adalah kebahagiaan yang tak terkira, tak terukur, dan kesyukuran yang paling jujur.

2012

"nanti jangan jadi guru yaaa, jangan. Kamu ngga layak ditiru" Monolog beberapa tahun silam, saat akumulasi sesal dan kecewa bertumpuk. Tepat, yang berputar-putar di pikiran adalah sosok yang mulia itu. Persis dihubungkan dengan perlakuan diri sendiri, karena pada saat itu, status masih seorang pelajar, tapi agaknya jauh dari kata terpelajar. Maha Baik Allah, menjadikan rasa takut, khawatir, dan kerdil akan sebutan yang mulia 'guru' itu sebagai media untuk tumbuh dan berkaca. Rasa-rasanya, jadi guru itu tiada hari tanpa belajar dan mawas diri, merasa ngga mampu, merasa ngga becus, merasa ngga mumpuni, tapi dari semua perasaan itu tumbuh kesadaran untuk belajar. Ya mau ngga mau. Titik. Kalau kamu ngga penuhi hak diri kamu dengan belajar, gimana mau membersamai dan menunaikan hak pelajar-pelajar itu? Tepat hari ini, 25 November selalu sukses membuat diri linglung, haru, dan gemetar. Berjalan dengan sebutan guru itu ya berkelok-kelok. Kadang tersandung kerikil di jalan, k