Sore tadi di kota dingin bersama suara bising Tonggeret, ada 23 jiwa yang mencoba berteriak dengan cara paling senyap, mereka tuliskan kembali target lengkap dengan komitmennya. Harapan kalian adalah apa yang akan saya (bantu) realisasikan, kemudian kami menutup dengan senyuman.
Mengevaluasi proses menuju pencapaian, merakit kembali cita dengan penuh cinta agar sampai pada tujuan, melingkarkan kembali kelingking menyimpulkan perjanjian. Bersama mereka yang selalu memenuhi memori hp dan hati saya.
Dengan mereka, kemarahan adalah satu hal yang membuat berantakan hal-hal yang lainnya. Perlakuan mereka dengan tidak sengaja memberikan pesan, kurang sempurna ilmu yang selama ini digali, tumpukan agenda yang setiap minggu diikuti, bahkan bukti apapun yang menguatkan diri, jika tidak dengan "sabar dan ikhlas" mendampingi, semua tak akan mudah dijalani.
Lewat mereka saya bisa belajar setiap hari. menjumpai hal buruk sebagai pengingat agar tidak dilakukan lagi kemudian hari, dan memungut hal baik yang berserakan untuk ditiru dan disalurkan lagi. Cara yang sangat tak terduga, begitu lembut Allah memeluk doa-doa yang sempat terpanjatkan.
Semoga kita bisa memetik hasil dari "relasi saling" yang kita ciptakan, entah esok, lusa, atau kapanpun. Karena selamanya kita akan terus belajar, dan menjadi pembelajar selamanya.
Setuju. Sepnajang kehidupan kita memang perlu terus belajar dan terus memperbaiki diri.
BalasHapusSalam kenal dari Nottingham.