Langsung ke konten utama

Sangkuriang dan Santi yang Menawan

Alkisah, di sebuah desa yang masyhur dengan hasil tanaman sayurnya. Hiduplah seorang anak bernama Sangkuriang, ia mempunyai hobi berkelana kesana-kemari mencoba banyak hal. Ia mempunyai hobi yang hampir setiap hari ia kerjakan, yaitu pergi ke hutan untuk berburu.

Saat itu, dengan sangat bergairah ia melihat seekor burung yang sedang bertengger di pohon.

"Wah pas ini, jika saya bisa menembaknya tepat sasaran, kan lumayan" ungkap Sangkuriang dalam hati.

Lalu ia mulai mempersiapkan alat tempurnya untuk menyasar sang burung, dan tepat. Ia berhasil menembak burung yang sedang bertengger itu kemudian ia bawa pulang.

Bergegas ia pulang karena ingin menyampaikan kabar girangnya kepada sang ibu, namun ternyata tidak sesuai yang Sangkuriang inginkan. Ibunya justru marah karena ia telah dianggap ibunya mengganggu burung yang tidak salah apa-apa. Usai ibunya marah, Sangkuriang pun ikut marah dan merasa usahanya sia-sia, padahal niatnya adalah ingin dianggap hebat oleh ibunya. Tak lama, Sangkuriang membereskan barang-barangnya dan memilih pergi dari rumah.

Sang ibu pun sedih dan menyesali perbuatannya, namun bagaimana pun ini selalu ingin yang terbaik untuk anaknya, ibu tidak akan mau melihat anaknya tersesat pada jalan-jalan yang tidak Allah sukai.

Sang ibu selalu berdo'a di sepanjang sujudnya, agar anaknya segera kembali pulang ke rumah dan tidak meninggalkannya sebatang kara di rumah. Akhirnya doa sang ibu yang bernama Sarinah ini terkabul.

Sangkuriang tergerak hatinya untuk kembali ke kampung halamannya, setelah sampai ia banyak sekali menemukan perubahan yang terjadi di kampungnya. Tanaman-tanaman yang dulu tumbuh subur sekarang sudah tidak lagi ada, dan gadis-gadis yang dulu cantik jelita sekarang sudah kusam usai menemukan tuannya.

Mata Sangkuriang terbelalak melihat sosok gadis yang baru pulang dari pasar, parasnya cantik sekali, badannya pun selera laki-laki. Dengan rasa penasaran yang menggebu, Sangkuriang ingin sekali segera menemui dan berkenalan dengannya.

Namun, sepertinya seorang gadis itu sudah merasa bahwa sedari tadi ada yang memperhatikannya. Naluri kuat sang ibu dan anaknya mulai muncul disini. Ternyata Sangkuriang tidak menyadari bahwa gadis yang ia anggap rupawan adalah sosok ibu yang sudah lama ia tinggalkan.

Entah apa yang menjadikan sang ibu terlihat beberapa puluh tahun lebih muda dari sebelumnya. Sarinah sang ibu sudah mencoba menjelaskan bahwa ia adalah ibu kandungnya. Namun Sangkuriang tetap saja tidak percaya.

Sangkuriang bertekad kuat untuk melamar dan memperistrinya. Sang ibu mulai kehabisan cara, akhirnya ia bawa gadis cantik dari desa sebelah agar Sangkuriang tertarik dengan gadis tersebut, dan mengurungkan niatnya untuk memperistri ibu kandungnya. Namun usaha itu ternyata belum berhasil.

Sang ibu kembali menyusuri desa untuk mencari gadis yang cocok untuk anaknya, dan akhirnya bertemulah dengan Santi gadis desa Kahuripan yang sangat cantik jelita. Sang ibu pun menjelaskan niat baiknya kepada Santi, dan Santi mengamini permintaan ibu Sangkuriang.

Akhirnya, Sangkuriang jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Santi, dan ia sangat berterima kasih kepada ibunya karena telah berusaha sekuat tenaga dengan memberikan bukti nyata bahwa ia adalah ibu kandungnya. Seorang ibu tidak akan membiarkan sang anak jatuh cinta kepada orang yang telah mengandung dan melahirkannya. Cinta memang harus selalu ada, namun bukan cinta untuk memperistri yang ibunya pinta.


Cerita ini telah banyak mengalami perubahan yang dilakukan oleh penulis, untuk mengikuti tantangan pekan 4 ODOP Batch 7.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Anak Broken Home Berbagi Cerita Tentang Pernikahan

"Pernikahan adalah hadiah terbaik dari Allah SWT untuk kita, dan kualitas dari pernikahan itu adalah persembahan kita untuk Allah SWT." Sepotong kalimat itu ku dapatkan setelah babat habis baca instagram story Febrianti Almeera, atau akrab dipanggil Teh Pepew. Entah kapan mulanya, akun Teh Pepew seringkali jadi media kontemplasi paling mendalam. Kata-katanya lugas dan jelas, lembut tapi menampar halus. Beliau ditakdirkan sepasang dengan Ulum A. Saif, kerap dipanggil Kang Ulum. Jika dilihat sekilas, cocok sekali beliau berdua. Saling melengkapi, saling mengisi, saling belajar. Definisi jodoh. Pembahasan instagram story Teh Pepew kali ini adalah tentang sahabat dekatnya yang baru saja melepas masa lajang di usia kepala 4. Apakah terlambat? Tentu tidak. Dipertemukan dalam kondisi terbaik yang dimiliki, dan di waktu yang terbaik menurutNya. Pembahasan menikah akhir-akhir ini akrab sekali di telinga. Ini bukan lagi tentang terburu-buru, bukan juga sesuatu yang tabu. Perjalanan mas

2023

Setiap tahunnya, selalu ada yang meleset dari resolusi. Tapi ada juga yang melesat di luar ekspektasi. Bagiku, mempertahankan kewarasan diri di antara lonjakan resolusi dan ekspektasi itulah, yang utama. Karena hubungannya dengan emosi: mengelola, memperlajari, dan akhirnya memperbaiki. 2022 terlewati dengan indah, sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Karena sejatinya, duka dan bahagia yang menemani di sepanjang tahun tertentu itu tidak ada yang tak mengisyaratkan pelajaran. 2022 membawaku ke banyak sekali tempat baru: bertemu, berkenalan, dan mengelola rindu atas pertemuan.  2022 mengajarkanku untuk tidak jumawa mengasumsikan skenarioNya, merencanakan bak sutradara, tapi lupa siapa yang memiliki kita dan mengatur perjalanan hidup kita. 2022 adalah kebahagiaan yang tak terkira, tak terukur, dan kesyukuran yang paling jujur.

2012

"nanti jangan jadi guru yaaa, jangan. Kamu ngga layak ditiru" Monolog beberapa tahun silam, saat akumulasi sesal dan kecewa bertumpuk. Tepat, yang berputar-putar di pikiran adalah sosok yang mulia itu. Persis dihubungkan dengan perlakuan diri sendiri, karena pada saat itu, status masih seorang pelajar, tapi agaknya jauh dari kata terpelajar. Maha Baik Allah, menjadikan rasa takut, khawatir, dan kerdil akan sebutan yang mulia 'guru' itu sebagai media untuk tumbuh dan berkaca. Rasa-rasanya, jadi guru itu tiada hari tanpa belajar dan mawas diri, merasa ngga mampu, merasa ngga becus, merasa ngga mumpuni, tapi dari semua perasaan itu tumbuh kesadaran untuk belajar. Ya mau ngga mau. Titik. Kalau kamu ngga penuhi hak diri kamu dengan belajar, gimana mau membersamai dan menunaikan hak pelajar-pelajar itu? Tepat hari ini, 25 November selalu sukses membuat diri linglung, haru, dan gemetar. Berjalan dengan sebutan guru itu ya berkelok-kelok. Kadang tersandung kerikil di jalan, k