Alkisah, di sebuah desa yang masyhur dengan hasil tanaman sayurnya. Hiduplah seorang anak bernama Sangkuriang, ia mempunyai hobi berkelana kesana-kemari mencoba banyak hal. Ia mempunyai hobi yang hampir setiap hari ia kerjakan, yaitu pergi ke hutan untuk berburu.
Saat itu, dengan sangat bergairah ia melihat seekor burung yang sedang bertengger di pohon.
"Wah pas ini, jika saya bisa menembaknya tepat sasaran, kan lumayan" ungkap Sangkuriang dalam hati.
Lalu ia mulai mempersiapkan alat tempurnya untuk menyasar sang burung, dan tepat. Ia berhasil menembak burung yang sedang bertengger itu kemudian ia bawa pulang.
Bergegas ia pulang karena ingin menyampaikan kabar girangnya kepada sang ibu, namun ternyata tidak sesuai yang Sangkuriang inginkan. Ibunya justru marah karena ia telah dianggap ibunya mengganggu burung yang tidak salah apa-apa. Usai ibunya marah, Sangkuriang pun ikut marah dan merasa usahanya sia-sia, padahal niatnya adalah ingin dianggap hebat oleh ibunya. Tak lama, Sangkuriang membereskan barang-barangnya dan memilih pergi dari rumah.
Sang ibu pun sedih dan menyesali perbuatannya, namun bagaimana pun ini selalu ingin yang terbaik untuk anaknya, ibu tidak akan mau melihat anaknya tersesat pada jalan-jalan yang tidak Allah sukai.
Sang ibu selalu berdo'a di sepanjang sujudnya, agar anaknya segera kembali pulang ke rumah dan tidak meninggalkannya sebatang kara di rumah. Akhirnya doa sang ibu yang bernama Sarinah ini terkabul.
Sangkuriang tergerak hatinya untuk kembali ke kampung halamannya, setelah sampai ia banyak sekali menemukan perubahan yang terjadi di kampungnya. Tanaman-tanaman yang dulu tumbuh subur sekarang sudah tidak lagi ada, dan gadis-gadis yang dulu cantik jelita sekarang sudah kusam usai menemukan tuannya.
Mata Sangkuriang terbelalak melihat sosok gadis yang baru pulang dari pasar, parasnya cantik sekali, badannya pun selera laki-laki. Dengan rasa penasaran yang menggebu, Sangkuriang ingin sekali segera menemui dan berkenalan dengannya.
Namun, sepertinya seorang gadis itu sudah merasa bahwa sedari tadi ada yang memperhatikannya. Naluri kuat sang ibu dan anaknya mulai muncul disini. Ternyata Sangkuriang tidak menyadari bahwa gadis yang ia anggap rupawan adalah sosok ibu yang sudah lama ia tinggalkan.
Entah apa yang menjadikan sang ibu terlihat beberapa puluh tahun lebih muda dari sebelumnya. Sarinah sang ibu sudah mencoba menjelaskan bahwa ia adalah ibu kandungnya. Namun Sangkuriang tetap saja tidak percaya.
Sangkuriang bertekad kuat untuk melamar dan memperistrinya. Sang ibu mulai kehabisan cara, akhirnya ia bawa gadis cantik dari desa sebelah agar Sangkuriang tertarik dengan gadis tersebut, dan mengurungkan niatnya untuk memperistri ibu kandungnya. Namun usaha itu ternyata belum berhasil.
Sang ibu kembali menyusuri desa untuk mencari gadis yang cocok untuk anaknya, dan akhirnya bertemulah dengan Santi gadis desa Kahuripan yang sangat cantik jelita. Sang ibu pun menjelaskan niat baiknya kepada Santi, dan Santi mengamini permintaan ibu Sangkuriang.
Akhirnya, Sangkuriang jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Santi, dan ia sangat berterima kasih kepada ibunya karena telah berusaha sekuat tenaga dengan memberikan bukti nyata bahwa ia adalah ibu kandungnya. Seorang ibu tidak akan membiarkan sang anak jatuh cinta kepada orang yang telah mengandung dan melahirkannya. Cinta memang harus selalu ada, namun bukan cinta untuk memperistri yang ibunya pinta.
Cerita ini telah banyak mengalami perubahan yang dilakukan oleh penulis, untuk mengikuti tantangan pekan 4 ODOP Batch 7.
Saat itu, dengan sangat bergairah ia melihat seekor burung yang sedang bertengger di pohon.
"Wah pas ini, jika saya bisa menembaknya tepat sasaran, kan lumayan" ungkap Sangkuriang dalam hati.
Lalu ia mulai mempersiapkan alat tempurnya untuk menyasar sang burung, dan tepat. Ia berhasil menembak burung yang sedang bertengger itu kemudian ia bawa pulang.
Bergegas ia pulang karena ingin menyampaikan kabar girangnya kepada sang ibu, namun ternyata tidak sesuai yang Sangkuriang inginkan. Ibunya justru marah karena ia telah dianggap ibunya mengganggu burung yang tidak salah apa-apa. Usai ibunya marah, Sangkuriang pun ikut marah dan merasa usahanya sia-sia, padahal niatnya adalah ingin dianggap hebat oleh ibunya. Tak lama, Sangkuriang membereskan barang-barangnya dan memilih pergi dari rumah.
Sang ibu pun sedih dan menyesali perbuatannya, namun bagaimana pun ini selalu ingin yang terbaik untuk anaknya, ibu tidak akan mau melihat anaknya tersesat pada jalan-jalan yang tidak Allah sukai.
Sang ibu selalu berdo'a di sepanjang sujudnya, agar anaknya segera kembali pulang ke rumah dan tidak meninggalkannya sebatang kara di rumah. Akhirnya doa sang ibu yang bernama Sarinah ini terkabul.
Sangkuriang tergerak hatinya untuk kembali ke kampung halamannya, setelah sampai ia banyak sekali menemukan perubahan yang terjadi di kampungnya. Tanaman-tanaman yang dulu tumbuh subur sekarang sudah tidak lagi ada, dan gadis-gadis yang dulu cantik jelita sekarang sudah kusam usai menemukan tuannya.
Mata Sangkuriang terbelalak melihat sosok gadis yang baru pulang dari pasar, parasnya cantik sekali, badannya pun selera laki-laki. Dengan rasa penasaran yang menggebu, Sangkuriang ingin sekali segera menemui dan berkenalan dengannya.
Namun, sepertinya seorang gadis itu sudah merasa bahwa sedari tadi ada yang memperhatikannya. Naluri kuat sang ibu dan anaknya mulai muncul disini. Ternyata Sangkuriang tidak menyadari bahwa gadis yang ia anggap rupawan adalah sosok ibu yang sudah lama ia tinggalkan.
Entah apa yang menjadikan sang ibu terlihat beberapa puluh tahun lebih muda dari sebelumnya. Sarinah sang ibu sudah mencoba menjelaskan bahwa ia adalah ibu kandungnya. Namun Sangkuriang tetap saja tidak percaya.
Sangkuriang bertekad kuat untuk melamar dan memperistrinya. Sang ibu mulai kehabisan cara, akhirnya ia bawa gadis cantik dari desa sebelah agar Sangkuriang tertarik dengan gadis tersebut, dan mengurungkan niatnya untuk memperistri ibu kandungnya. Namun usaha itu ternyata belum berhasil.
Sang ibu kembali menyusuri desa untuk mencari gadis yang cocok untuk anaknya, dan akhirnya bertemulah dengan Santi gadis desa Kahuripan yang sangat cantik jelita. Sang ibu pun menjelaskan niat baiknya kepada Santi, dan Santi mengamini permintaan ibu Sangkuriang.
Akhirnya, Sangkuriang jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Santi, dan ia sangat berterima kasih kepada ibunya karena telah berusaha sekuat tenaga dengan memberikan bukti nyata bahwa ia adalah ibu kandungnya. Seorang ibu tidak akan membiarkan sang anak jatuh cinta kepada orang yang telah mengandung dan melahirkannya. Cinta memang harus selalu ada, namun bukan cinta untuk memperistri yang ibunya pinta.
Cerita ini telah banyak mengalami perubahan yang dilakukan oleh penulis, untuk mengikuti tantangan pekan 4 ODOP Batch 7.
Komentar
Posting Komentar