Langsung ke konten utama

Pulau Sempu Pelepas Penat

Hawa sejuk kota Batu menemani keberangkatan kami. Berangkat pukul 06:00 WIB menggunakan elf yang mampu menampung 17 orang. Perjalanan bersama tenaga pendidik di salah satu pesantren di kota Batu dalam rangka liburan pasca ujian tengah semester (UTS). Kami memilih untuk berlibur di dua pantai yang terletak di Malang, Jawa Timur.

4 jam berlalu, kami lalui dengan mual-mual karena jalan berbelok-belok, menanjak, dan bergeronjal. Pantai-pantai yang indah memang terletak di kawasan Malang Kabupaten bagian selatan. Disana akan dijumpai beragam pantai yang berjejer, siap untuk dinikmati bersama sebagai momentum pelepas penat dan momen keakraban bersama orang-orang tersayang.

Tujuan kami adalah pantai ngudel dan lanjut berlayar ke Pulau Sempu. Karena kita memutuskan untuk berangkat berlibur di weekday, otomatis pengunjung lebih sedikit daripada weekend. Sesampai di pantai ngudel ternyata hanya rombongan kami yang berkunjung, dan tak lama kemudian disusul satu rombongan lagi. Namun inilah yang kami cari, ketenangan dan kesunyian yang pas untuk membuang pengap yang ada di kepala. Tiket untuk masuk pantai ngudel cukup dengan merogoh kocek 15.000 rupiah, sangat terjangkau bukan?


(Gambar pantai ngudel yang terletak di Malang, Jawa Timur)
Kami menghabiskan waktu untuk menyantap rujak yang telah kami bawa dari pesantren. Dilengkapi dengan karpet-karpet dan udara sejuk pantai ngudel, ternyata cukup mengasyikkan. Cara sederhana untuk menikmati ciptaan Tuhan yang sungguh luar biasa. Setelah berteduh dibawah pohon-pohon yang rindang sekitar pantai, kami memutuskan untuk foto-foto dan main-main air di pantai ngudel.

1 jam setengah kami habiskan di pantai ngudel. Kami akan melanjutkan perjalanan selanjutnya menuju pulau sempu. Inilah tujuan utama liburan kami, kami penasaran ingin menikmati keindahan pulau sempu dengan berkeliling menggunakan perahu melewati beberapa pantai.

Untuk sampai di pulau Sempu, kami mengawali dari pantai Sendang biru, kemudian menyewa perahu dengan harga 150.000 yang cukup untuk menampung 12 orang berkeliling menikmati keindahan pantai. Kami melewati pantai 3 warna, sebelum akhirnya sampai di pulau Sempu.

Sesampai di pulau Sempu, kami menemukan monyet-monyet liar yang berjumlah lumayan banyak, ketika sore menjelang mulai kami temukan sejumlah burung pemakan ikan. Pemandangan yang luar biasa telah tersaji di pulau Sempu, airnya tenang dan bening membuat kami merasa aman untuk mandi-mandi disana. Sangat cocok sebagai tempat rekreasi bersama keluarga dan momen membuang penat bersama.


(Keindahan pulau Sempu)

Komentar


  1. Wisata yang ramah di kantong..

    BalasHapus
  2. Suka warna langitnya, jadi pengen kesana

    BalasHapus
  3. Masya Allah...

    Memilih liburan saat Weekday merupakan liburan yang sesungguhnya. Hehe

    BalasHapus
  4. Masha Allah, pantainya cantikšŸ˜»

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Anak Broken Home Berbagi Cerita Tentang Pernikahan

"Pernikahan adalah hadiah terbaik dari Allah SWT untuk kita, dan kualitas dari pernikahan itu adalah persembahan kita untuk Allah SWT." Sepotong kalimat itu ku dapatkan setelah babat habis baca instagram story Febrianti Almeera, atau akrab dipanggil Teh Pepew. Entah kapan mulanya, akun Teh Pepew seringkali jadi media kontemplasi paling mendalam. Kata-katanya lugas dan jelas, lembut tapi menampar halus. Beliau ditakdirkan sepasang dengan Ulum A. Saif, kerap dipanggil Kang Ulum. Jika dilihat sekilas, cocok sekali beliau berdua. Saling melengkapi, saling mengisi, saling belajar. Definisi jodoh. Pembahasan instagram story Teh Pepew kali ini adalah tentang sahabat dekatnya yang baru saja melepas masa lajang di usia kepala 4. Apakah terlambat? Tentu tidak. Dipertemukan dalam kondisi terbaik yang dimiliki, dan di waktu yang terbaik menurutNya. Pembahasan menikah akhir-akhir ini akrab sekali di telinga. Ini bukan lagi tentang terburu-buru, bukan juga sesuatu yang tabu. Perjalanan mas

2023

Setiap tahunnya, selalu ada yang meleset dari resolusi. Tapi ada juga yang melesat di luar ekspektasi. Bagiku, mempertahankan kewarasan diri di antara lonjakan resolusi dan ekspektasi itulah, yang utama. Karena hubungannya dengan emosi: mengelola, memperlajari, dan akhirnya memperbaiki. 2022 terlewati dengan indah, sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Karena sejatinya, duka dan bahagia yang menemani di sepanjang tahun tertentu itu tidak ada yang tak mengisyaratkan pelajaran. 2022 membawaku ke banyak sekali tempat baru: bertemu, berkenalan, dan mengelola rindu atas pertemuan.  2022 mengajarkanku untuk tidak jumawa mengasumsikan skenarioNya, merencanakan bak sutradara, tapi lupa siapa yang memiliki kita dan mengatur perjalanan hidup kita. 2022 adalah kebahagiaan yang tak terkira, tak terukur, dan kesyukuran yang paling jujur.

2012

"nanti jangan jadi guru yaaa, jangan. Kamu ngga layak ditiru" Monolog beberapa tahun silam, saat akumulasi sesal dan kecewa bertumpuk. Tepat, yang berputar-putar di pikiran adalah sosok yang mulia itu. Persis dihubungkan dengan perlakuan diri sendiri, karena pada saat itu, status masih seorang pelajar, tapi agaknya jauh dari kata terpelajar. Maha Baik Allah, menjadikan rasa takut, khawatir, dan kerdil akan sebutan yang mulia 'guru' itu sebagai media untuk tumbuh dan berkaca. Rasa-rasanya, jadi guru itu tiada hari tanpa belajar dan mawas diri, merasa ngga mampu, merasa ngga becus, merasa ngga mumpuni, tapi dari semua perasaan itu tumbuh kesadaran untuk belajar. Ya mau ngga mau. Titik. Kalau kamu ngga penuhi hak diri kamu dengan belajar, gimana mau membersamai dan menunaikan hak pelajar-pelajar itu? Tepat hari ini, 25 November selalu sukses membuat diri linglung, haru, dan gemetar. Berjalan dengan sebutan guru itu ya berkelok-kelok. Kadang tersandung kerikil di jalan, k