Aplikasi berbagi foto dan video yang fenomenal ini pertama kali dirancang oleh Kevin Systrom 8 tahun silam, tepatnya tanggal 6 Oktober 2010. Dibawah naungan perusahaan Burbn, Inc yang merupakan perusahaan teknologi start up yang hanya berfokus pada pengembangan aplikasi untuk telepon genggam.
Bejibun challenge menulis juga dihadirkan oleh akun ini dalam setiap minggunya, dengan berbagai reward menarik bagi partisipan yang beruntung. Semuanya gratis! Hanya Kelas Belajar Menulis Online yang mebutuhkan biaya pendaftaran.
Bagaimana ketentuan penulisannya? Besok gabung ya, kepoin dulu isntagramnya. Selamat menanti recruitment odop batch 8.
Genre non fiksi dalam bentuk true story atau yang disebut NPH (Nulis Pengalaman Hidup) oleh @ini_kreatif tidak memungut biaya apapun jika sampai tulisanmu lolos. Jika lolos bersyarat dan tulisanmu layak dimuat, tim @ini_kreatif akan memberikan untuk merevisi dalam tenggang waktu 1×24 jam. Jika belum lolos, maka tim @ini_kreatif membuka kesempatan untuk kalian mengikuti tantangan lain di batch berikutnya.
Instagram terbentuk dari kata “insta” yang berasal dari kata “instan”, dimaksudkan layaknya kamera polaroid yang pada masanya lebih dikenal dengan sebutan “foto instan”. Sedangkan kata “gram” berasal dari kata “telegram” yang cara kerjanya sebagai sarana pengirim informasi kepada orang lain dengan cepat. Dari dua bentukan kata tersebut instagram hadir sebagai media sosial yang dapat menampilkan foto-foto secara instan seperti polaroid dalam tampilannya juga didukung dengan cara kerjanya yang dapat mengunggah foto dengan menggunakan jaringan internet, sehingga informasi yang ingin disampaikan dapat diterima dengan cepat.
Aplikasi yang memakan ruang cukup besar pada gawai ini ternyata cukup masyhur di kalangan anak-anak, remaja, dewasa bahkan sebagian orang tua. Penawaran fitur yang kian hari kian menarik mampu membuat candu penggunanya. Salah satu diantaranya saya, rasanya ada sesuatu yang kurang jika sehari saja tidak melipir ke instagram, meskipun saya sadar aplikasi ini ganas menggerogoti kuota internet saya, namun apa daya melewatkan keseruan stalking instragram sangat disayangkan hehe.
Beberapa penelitian telah memaparkan bahaya instagram disertai dengan bukti-bukti konkrit yang menyerang beberapa pengguna. Kejadian yang banyak diungkap adalah tentang instagram yang dikabarkan sebagai medsos candu, pendeteksi depresi, dan beberapa ungkapan lain yang mempertegas bahwa instagram merupakan media sosial terburuk bagi kesehatan mental.
Apakah benar demikian? Saya tidak ingin mengungkap dan menjelaskan permasalahan itu. Bagi saya, semua hal diciptakan mempunyai sisi positif dan negatif tinggal bagaimana kita memanfaatkannya dengan sebaik mungkin. Saya ibaratkan instagram sebagai lautan, saya sadar dan mengamini bahwa lautan itu asin. Jika tanpa deskripsi lain, hamparan air yang asin kurang menarik. Namun kita harus sadar, di lautan ada beraneka ragam hewan dan tumbuhan laut yang indah dan berkilau. Temukan keindahannya, di tempat tersembunyi sekalipun.
Begitupun instagram, jika hanya disebut sebagai media sosial pengganggu kesehatan mental saya pun mengiyai, karena saya pernah merasakan itu sebelum akhirnya bisa bijak bermedsos. Sekarang, saya sudah berhasil menemukan kilauan-kilauan emas dari lautan instagram yang mampu mengantarkan saya berlabuh pada dermaga kebermanfaatan. Instagram telah menjadi salah satu media dan jalan saya berproses, menemukan banyak hal, dan menuntaskan banyaknya penasaran.
Saya ingin membagikan kilauan yang telah saya temukan itu, barangkali mutiaranya kurang mengilap atau terumbu karang temuan saya kurang besar, tapi dalam perjalanan berlayar ini saya sudah cukup merasa takjub meskipun belum sempurna seluruhnya. Kita harus terus mencari, terus menggesek, agar kilauannya semakin memancar.
Saya temukan mutiara-mutiara di bidang kepenulisan, sebagai ungkapan terima kasih yang belum mampu saya utarakan dengan bentuk apapun, saya ingin menguraikannya agar semua tau, ada mutiara-mutiara hebat di lautan instagram yang penuh dengan kebermanfaatan. Mari kita bedah tiga dari milyaran mutiara itu.
- @nulisyuk
Bejibun challenge menulis juga dihadirkan oleh akun ini dalam setiap minggunya, dengan berbagai reward menarik bagi partisipan yang beruntung. Semuanya gratis! Hanya Kelas Belajar Menulis Online yang mebutuhkan biaya pendaftaran.
- @komunitas.odop
Bagaimana ketentuan penulisannya? Besok gabung ya, kepoin dulu isntagramnya. Selamat menanti recruitment odop batch 8.
- @ini_kreatif
Genre non fiksi dalam bentuk true story atau yang disebut NPH (Nulis Pengalaman Hidup) oleh @ini_kreatif tidak memungut biaya apapun jika sampai tulisanmu lolos. Jika lolos bersyarat dan tulisanmu layak dimuat, tim @ini_kreatif akan memberikan untuk merevisi dalam tenggang waktu 1×24 jam. Jika belum lolos, maka tim @ini_kreatif membuka kesempatan untuk kalian mengikuti tantangan lain di batch berikutnya.
Siap mendayung dan berlayar? Saya tunggu mutiara lain dari kalian ya. Lautan instagram terlalu luas, jangan disia-siakan :)
Wah, menarik. Terima kasih infonya mbak
BalasHapusSama-sama mbak Kii 😊
HapusWah baru tahu @ini_kreatif. Otewe stalking akunnya... *eh ðŸ¤
BalasHapusWaah langsung cus mbak Lee
HapusMasyaa Allah, sama kayak Mba Lee, baru tahu juga yang ketiga Kak, hehehe. Ngomong-ngomong yang nomor 3 ini menulisnya di blog juga kah?
BalasHapusSayaa termasuk yang aktif menggunakan Instagram baik untuk pribadi maupun jualan hihi.
BalasHapusJadi sepakat nih bahwa semua sosmed tentu ada baik huruknya tinggal bagaimana kita memanfaatkannya saja.
Sama juga saya akhirnya menemukan komunitas menulis justru dari Instagram no 1 dan 2 sudah ikut tinggal kepoin yang no 3 ��
btw, saling follow yuk eh apa jangan2 udah ya ��