Genap 5 bulan sepasang ini menjalani rutinitasnya sebagai pasangan suami istri, banyak sekali pelajaran yang tak bisa diuraikan, kebahagiaan yang datang menghampiri dan tak jarang duka menyelimuti. Permasalahan silih berganti sebagai proses kenaikan derajat manusia, dan rasanya mungkin ini belum ada apa-apanya, pernikahan mereka masih seumur jagung, perjalanan mereka mengarungi bahtera masih sangatlah panjang.
"Bagaimana Tan, apa kita mencoba cari jalan lain untuk memperbaiki perekonomian rumah tangga kita?" Hakim menyela.
Ibarat bianglala, kondisi rumah tangganya sedang berada di posisi bawah setelah diputar-putar dari atas ke bawah, campur aduk rasanya. Ibu Hakim sedang terbaring lemah tak berdaya, penyakit Artritis telah menemani hari-harinya dan menyebabkan ruang geraknya terbatas. Ibunya hanya mampu terbaring, aktivitas apapun harus dengan bantuan Intan, sang menantu. Hal ini membuat seluruh aktivitas Intan terhenti, Intan memilih penuh waktu mengurus ibunya. Ditambah dengan penyakit Diabetes Mellitus yang mewajibkan intan untuk benar-benar mengatur dan mengawasi pola makan ibu mertuanya.
"Yang benar sedikit kalau mengurus ibu, kalau sudah bosan tinggalkan saja ibu sendiri disini" Ibu mertuanya mulai mengomel sedari tadi.
"Intan nggak bosan bu, Intan ikhlas mengurus ibu" sahutnya dengan gegas.
Intan seorang menantu yang sabar dan taat, namun seringkali kurang di mata ibu mertuanya. Mungkin ibu mertuanya cemburu karena waktu bersama anak semata wayangnya semakin berkurang, Hakim kian disibukkan dengan istrinya meskipun tidak pernah sedikitpun ia melupakan ibunya, tapi proritasnya nampaknya agak tergeser.
Malam memang selalu syahdu bagi pasangan ini, wadah mereka bercerita, menyusun rencana dan mengevaluasi apa saja memang di malam hari, waktu ketika Hakim senggang usai seharian bekerja juga waktu Intan bersantai karena ibu mertua sudah lelap di ranjangnya.
"Bagaimana Tan, apa kita mencoba cari jalan lain untuk memperbaiki perekonomian rumah tangga kita?" Hakim menyela.
Ibarat bianglala, kondisi rumah tangganya sedang berada di posisi bawah setelah diputar-putar dari atas ke bawah, campur aduk rasanya. Ibu Hakim sedang terbaring lemah tak berdaya, penyakit Artritis telah menemani hari-harinya dan menyebabkan ruang geraknya terbatas. Ibunya hanya mampu terbaring, aktivitas apapun harus dengan bantuan Intan, sang menantu. Hal ini membuat seluruh aktivitas Intan terhenti, Intan memilih penuh waktu mengurus ibunya. Ditambah dengan penyakit Diabetes Mellitus yang mewajibkan intan untuk benar-benar mengatur dan mengawasi pola makan ibu mertuanya.
"Yang benar sedikit kalau mengurus ibu, kalau sudah bosan tinggalkan saja ibu sendiri disini" Ibu mertuanya mulai mengomel sedari tadi.
"Intan nggak bosan bu, Intan ikhlas mengurus ibu" sahutnya dengan gegas.
Intan seorang menantu yang sabar dan taat, namun seringkali kurang di mata ibu mertuanya. Mungkin ibu mertuanya cemburu karena waktu bersama anak semata wayangnya semakin berkurang, Hakim kian disibukkan dengan istrinya meskipun tidak pernah sedikitpun ia melupakan ibunya, tapi proritasnya nampaknya agak tergeser.
Malam memang selalu syahdu bagi pasangan ini, wadah mereka bercerita, menyusun rencana dan mengevaluasi apa saja memang di malam hari, waktu ketika Hakim senggang usai seharian bekerja juga waktu Intan bersantai karena ibu mertua sudah lelap di ranjangnya.
Komentar
Posting Komentar