Sejenak saja luangkan waktu, untuk memikirkan hal-hal yang mungkin sepele, yang ada di sekitar kita.
Apa arti Bapak? Sudah seberapa dalam kau mengenal sosok Bapak? Sosok yang sering disebut sebagai kepala keluarga, sosok yang tegas karena perkataan dan segala sesuatu yang ada pada dirinya, juga sosok yang wajib dipatuhi dan ditaati setelah Ibu.
-------------------
Sore ini saya kembali mendapat pelajaran yang sangat berharga, karena bagi saya apapun yang saya temui adalah sebuah pelajaran, hanya saja kadang saya tak menyadari itu.
Kalian tau tukang? Pekerjaan mulia dengan cucuran keringat, tak peduli panas maupun hujan, yang bisa menyuguhkan kita hunian yang nyaman sesuai permintaan. Kerjanya mungkin dari jam 7 pagi sampai jam 4 atau setengah 5 sore. Bagi saya ini termasuk pekerjaan berat dan melelahkan, (bagi saya) loh ya, karena saya melihat bapak-bapak tukang itu berteman baju kumel karena terkena bahan-bahan bangunan, ditambah lagi basah karena hujan, atau terik panas. Kalian tau berapa gaji yang diperoleh seharinya? Kalian tau bagaimana rasa capek bekerja dari pagi sampai sore?
Pertanyaan tersebut muncul dari dalam diri saya, entah apa yang menyebabkan, sehingga menjadikan sore saya habis dengan melamun hehe.
Begitulah kiranya sosok bapak diciptakan, Allah menjadikannya tangguh dan kuat agar dapat memopong kebutuhan keluarganya, tanpa mengeluh sedikitpun.
Saya pernah membaca suatu buku tentang pentingnya dan bagaimana cara menghormati seorang bapak, hingga dituliskan di buku tersebut "Andai saja seorang ibu sudah selesai memasak dan bapak belum pulang bekerja, hendaknya diambilkan terlebih dahulu, bukan dikasih sisa anak maupun istrinya, meskipun hanya makanan ringan sekalipun. Bahkan sampai seperti itu pentingnya menghormati sosok yang telah mencari nafkah di keluarga kita, sekali lagi mungkin itu hal sepele yang tidak kita sadari.
Sore itu saya melihat seorang bapak yang punya rumah menyodorkan uang 90 ribu rupiah kepada setiap pekerjanya, pekerjanya berjumlah 5 orang, saya hanya memotret 2 diantaranya, sedangkan 3 sisanya bekerja diluar.
Ada satu yang saya kenal, sebutan saja bapak Fulan, Beliau mempunyai 3 anak, anak pertama sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi swasta, kalian bisa bayangkan berapa uang yang harus dikeluarkan untuk kuliah itu? Pffttt.
Anak kedua sedang belajar di sekolah menengah pertama, dan anak terakhir sedang menempuh pendidikan di sekolah dasar. Beliau ditemani seorang istri yang hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga (namun jangan salah, ini termasuk pekerjaan yang mulia).
Ah saya tersentak, cukup gak ya penghasilan segitu untuk memenuhi kebutuhan keluarga, kebutuhan pendidikan anak-anaknya, terlebih untuk biaya kuliah?
Kadang kita memang tidak berpikir sejauh itu, yang kita tau hanya uang bulanan lancar dan biaya kuliah lunas terbayarkan, pernah gak kita berpikir dapat uang dari mana orang tua kita untuk membayar dan memenuhi kebutuhan kita? Dengan hutang? Pinjam kesana kemari demi siapa?
Perlu memang untuk mengetahui bagaimana perekonomian keluarga kita, bukan untuk maksud apapun, hanya saja kita perlu membatasi diri kita agar tidak melambung jauh melebihi apa yang orang tua kita mampu berikan untuk kita.
YaAllah semoga kami sekalian termasuk orang-orang yang pandai bersyukur, dan jadikan kami sekalian hamba yang selalu merasa cukup.
Allahu yuftah alaikum.
Apa arti Bapak? Sudah seberapa dalam kau mengenal sosok Bapak? Sosok yang sering disebut sebagai kepala keluarga, sosok yang tegas karena perkataan dan segala sesuatu yang ada pada dirinya, juga sosok yang wajib dipatuhi dan ditaati setelah Ibu.
-------------------
Sore ini saya kembali mendapat pelajaran yang sangat berharga, karena bagi saya apapun yang saya temui adalah sebuah pelajaran, hanya saja kadang saya tak menyadari itu.
Kalian tau tukang? Pekerjaan mulia dengan cucuran keringat, tak peduli panas maupun hujan, yang bisa menyuguhkan kita hunian yang nyaman sesuai permintaan. Kerjanya mungkin dari jam 7 pagi sampai jam 4 atau setengah 5 sore. Bagi saya ini termasuk pekerjaan berat dan melelahkan, (bagi saya) loh ya, karena saya melihat bapak-bapak tukang itu berteman baju kumel karena terkena bahan-bahan bangunan, ditambah lagi basah karena hujan, atau terik panas. Kalian tau berapa gaji yang diperoleh seharinya? Kalian tau bagaimana rasa capek bekerja dari pagi sampai sore?
Pertanyaan tersebut muncul dari dalam diri saya, entah apa yang menyebabkan, sehingga menjadikan sore saya habis dengan melamun hehe.
Begitulah kiranya sosok bapak diciptakan, Allah menjadikannya tangguh dan kuat agar dapat memopong kebutuhan keluarganya, tanpa mengeluh sedikitpun.
Saya pernah membaca suatu buku tentang pentingnya dan bagaimana cara menghormati seorang bapak, hingga dituliskan di buku tersebut "Andai saja seorang ibu sudah selesai memasak dan bapak belum pulang bekerja, hendaknya diambilkan terlebih dahulu, bukan dikasih sisa anak maupun istrinya, meskipun hanya makanan ringan sekalipun. Bahkan sampai seperti itu pentingnya menghormati sosok yang telah mencari nafkah di keluarga kita, sekali lagi mungkin itu hal sepele yang tidak kita sadari.
Sore itu saya melihat seorang bapak yang punya rumah menyodorkan uang 90 ribu rupiah kepada setiap pekerjanya, pekerjanya berjumlah 5 orang, saya hanya memotret 2 diantaranya, sedangkan 3 sisanya bekerja diluar.
Ada satu yang saya kenal, sebutan saja bapak Fulan, Beliau mempunyai 3 anak, anak pertama sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi swasta, kalian bisa bayangkan berapa uang yang harus dikeluarkan untuk kuliah itu? Pffttt.
Anak kedua sedang belajar di sekolah menengah pertama, dan anak terakhir sedang menempuh pendidikan di sekolah dasar. Beliau ditemani seorang istri yang hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga (namun jangan salah, ini termasuk pekerjaan yang mulia).
Ah saya tersentak, cukup gak ya penghasilan segitu untuk memenuhi kebutuhan keluarga, kebutuhan pendidikan anak-anaknya, terlebih untuk biaya kuliah?
Kadang kita memang tidak berpikir sejauh itu, yang kita tau hanya uang bulanan lancar dan biaya kuliah lunas terbayarkan, pernah gak kita berpikir dapat uang dari mana orang tua kita untuk membayar dan memenuhi kebutuhan kita? Dengan hutang? Pinjam kesana kemari demi siapa?
Perlu memang untuk mengetahui bagaimana perekonomian keluarga kita, bukan untuk maksud apapun, hanya saja kita perlu membatasi diri kita agar tidak melambung jauh melebihi apa yang orang tua kita mampu berikan untuk kita.
YaAllah semoga kami sekalian termasuk orang-orang yang pandai bersyukur, dan jadikan kami sekalian hamba yang selalu merasa cukup.
Allahu yuftah alaikum.
Keren kakakku
BalasHapus#semangat
huhuuu langsung sediiih bacanya :(
BalasHapusbagus sekali tulisannya, terima kasih sharingnya kak :)
Aamiin. Belum lagi kalo mandornya telat bayar :(
BalasHapusSemangat mamang tukang
BalasHapusAllahimma amin, jadi kangen ayahku 😍
BalasHapustyponya ga sembuh sembuh mbak e hiiii
HapusBapak memang Super Hero buat putri nya
BalasHapus